Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Menyalakan Lampu Kreativitas dan Jiwa Entreprenurship di Tengah Pandemi

Diperbarui: 2 Agustus 2020   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbizmarket.com

Sebagian besar orang merasakan dampak  pandemi .   Beratnya  terutama dalam bidang ekonomi dan kesehatan.   Orang  mengeluh betapa sulitnya untuk bisa meraih pendapatan karena PHK atau berkurangnya pendapatan karena harus bekerja di rumah (shifting pekerjaan). 

Namun, cerita yang sering didengar hanya keluhan, sulitnya mencari pekerjaan, menambah penghasilan dan memulai usaha baru saja.  Sedikit menemukan cerita sukses dan keberhasilan dalam mengarungi kesulitan.   Dibalik semua kesulitan ada cerita keberhasilan dan sukses dari mereka yang mau melakukan dan menggunakan kreativitas dan jiwa entreprenurnya.

Kreativitas itu makin  mudah tumbuh saat kesulitan terjadi.  Kenapa?  Banyak survei mengatakan ketika orang sudah dalam kondisi "kepepet" atau terpaksa,  barulah ia  mau menggalinya  ketajaman intuisi dari pemiliknya. 

Sedangkan entreprenurship itu didefinisikan dengan berbagai macam penjelasan.    Salah satu definisi itu adalah mampu  melihat peluang yang ada. 

Jadi untuk memiliki jiwa "entrepreneur",  kita mampu melihat peluang bisnis  di antara kesulitan yang dihadapi.

Contohnya dua anak muda yang sangat kental dengan entreprenurhsip adalah Yasa Singgi.  Dilahirkan dari ayah dan ibu seorang pekerja. Saat dia  duduk di SMP, ayahnya tiba-tiba mendapat serangan jantung, dan harus operasi  pasang "ring".  

Namun, ayahnya masih  keberatan untuk dioperasi jantung karena biaya operasi  jantung yang cukup besar.  Ayahnya berpikir lebih baik dana operasi digunakan untuk pendidikan anaknya.  

Rupanya kondisi ayahnya yang sakit dan sulit bekerja lagi itu membuat Yasa memutar otaknya untuk bekerja dan mendapatkan uang untuk pendidikannya sendiri.  Boleh dibilang  dia adalah anak yang sangat jeli melihat peluang.  Awalnya, dia beli kaos di Tanah Abang seharga Rp.60.000.   

Lalu, dia kemas dan diberikan label yang menarik dan mampu dijual dengan media social seharga RP.100.000 . Itu tititk awalnya, setelah itu dia jadi anak muda yang berhasil berbisnis dari nol menjadi pebisnis muda yang sukses dengan brand "Mens'Republic" .  Majalah Forbes mengorbitkan nama Yasa Singgih sebagai entrepreneur muda di usia 30 yang memberi perubahan di dunia retail dan e-commerce.

Contoh lainnya adalah Kebab Turki oleh Hendi, dimulai dari jualan kebab turki dengan gerobak di rumahnya, jadi jutaan gerobak di seluruh dunia dengan "franchiche " bahkan misinya  tentang "The World's biggest Kebab Chain" jadi impiannya.

Dalam entreprenurship diperlukan inovasi disertai dengan efisensi, effektif dan semangat kemandirian, serta mampu menciptakan sesuatu yang baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline