Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Banyak Kartu di Dompet, Apakah Simbol "Bonafide"?

Diperbarui: 22 Juli 2020   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: CNBC Indonesia

Suatu waktu saya sedang belanja di salah satu toko di mall di Jakarta Selatan.  Ketika sedang antri untuk membayar di kasir, di depan saya ada seorang anak perempuan muda yang mengeluarkan dompetnya.  

Begitu dompet dibuka, saya melihat dengan mata sedikit terbelalak, begitu banyak deretan kartu-kartu yang berada di dompetnya.  Entah itu kartu ATM, kartu kredit, kartu debit, kartu  e-money, kartu e-money yang lainnya. 

Lalu dia mengeluarkan salah satu kartunya, yang langsung mata saya menangkapnya sebagai kartu kredit. Lalu menggesek dan memasukkan pin untuk pembayaran.

BEgitu berlalu, saya berpikir sejenak, apakah kartu-kartu yang begitu banyak itu symbol dari gaya hidup post modern.  Semua serba kartu dan tidak ada uang tunai lagi.  Ketika uang tunai sudah tidak laku lagi, sebagai penggantinya adalah kartu-kartu ATM dari berbagai bank , kartu kredit dan pelbagai kartu e-money.

Ada yang menarik di sini, semua kartu itu tentunya punya fungsi untuk pembayaran, tapi mengapa begitu banyak kartu yang harus dimiliki. Kadang-kadang ketika kita buka rekening di satu bank, otomatis kartu yang dimiliki adalah ATM atau kartu debit.  

Nach, setelah itu ada penawaran berbagai macam yang ditawarkan oleh bank atau justru keinginan kita untuk memiliki jenis kartu yang lainnya seperti kartu kredit, Cash Card, Charge card . 

Tiap jenis punya bermacam-macam tipenya contoh kartu kredit ada kartu kredit silver, gold, platinum (tergantung dari limitnya), juga kartu debit punya ada berbagai jenisnya untuk pelajar, anak, pekerja, pebisnis dan masing-masing ada limitnya).

Belum lagi kartu-kartu untuk transportasi,  Kartu Multi Trip KRL, Kartu Prabayar Bank X E-Toll Bussway,  Kartu Flazz Bank eMoney, Kartu Jak Lingko untuk MRT.   Begitu banyaknya jenis kartu untuk tiap transportasi cukup membingungkan.

Ada cerita yang lucu sekali tentang kartu transportasi.  Anak saya,  selesai kuliah dari Melbourne, harus bekerja di Jakarta, dia selalu tertukar antara kartu kereta dan kartu untuk  Busway.  Kebingungan ini terjadi karena di Melbourne cukup hanya satu kartu baik itu untuk kereta maupun untuk bus.

Suatu ketika dia ingin top up kartu Multritrip KRL,  dia memberikan  KTP kepada kasir.  Tentunya kasir menolak.  Dia tak sadar bahwa kartu yang diserahkan kepada kasir adalah kartu yang salah. Dia hampir marah, beruntung dia sadar setelah memperhatikan kartu yang diberikan itu ternyata KTP.

Apa makna banyak Kartu?

Setiap orang yang punya kartu di dalam dompetnya perlu menyadari apakah semua kartu harus dibawa semua sekaligus dalam satu dompet?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline