Dampak dari Covid-19 pada hampir semua sektor mulai dari sektor manufaktur, pariwisata, ekonomi, pertanian, peternakan. Hampir semua sektor terkena. Khususnya untuk pariwisata, kegiatan dan aktivitasnya total berhenti. Bagaimana tidak? Semua pengunjung atau wisatawan lokal maupun internasional tidak dapat berkunjung karena tidak ada pesawat yang akan menerbangkan , juga tempat wisata dan hotel semua terpaksa tutup sesuai anjuran dari Pemerintah untuk PSBB.
Sektor wisata bukan hanya soal wisatawan lokal atau internasional saja, tapi para travel biro dengan semua pegawainya, tur guide, hotel, restaurant dan tempat wisata jadi mati suri karena kehilangan pemasukan atau pendapatan tanpa adanya seorang wisatawan yang berkunjung.
Para travel biro yang biasanya super sibuk pada bulan Mei-Juni karena liburan panjang anak-anak sekolah, juga musim panas untuk wisatawan internasional, terpaksa tidak ada kegiatan sama sekali karena semua negara belum melepaskan lockdown dan Indonesia masih sebagian besar masih memberlakukan PSBB. Pemerintah belum memberikan izin untuk sektor wisata untuk membuka "new normal".
Asa untuk bangkit dari keterpurukan pun muncul. Para pegiat wisata yang kreatif dan inovasi pun tak berdiam diri atau hanya pasif menunggu sampai Covid-19 berakhir.
Dalam keadaan sulit itu, beberapa pegiat wisata pun muncul dengan ide kreatif untuk mengadakan Virtual Tour. Selayaknya tour di dunia nyata, tempat-tempat dan panorama indah destinasi tujuan itu dipertontonkan secara virtual. Kita tinggal menonton dan menikmati panorama, budaya indah dari penjelasan tur guide yang biasanya orang lokal yang telah fasih dengan budata setempat.
Virtual Tour ini selayaknya tour jalan-jalan, tetapi dilakukan melalui ruang zoom yang layarnya diperlebar 360 . Kebetulan saya pernah ikut sekali virtual tour yang diselenggarakan oleh Atourin.
Penyelenggaran ini mengadakan virtual tour sesuai paket yang ditawarkan, selama beberapa hari ada 13 tempat yang ditawarkan seperti kePulau Belitong, Pulau Sumba,Banjarmasin, Yogyakarta, Poso, PUlau Natuna, Labuan Bajo, Tanjung Puting, Gunung Rinjani, Danau Toba, Desa Adat Baduy sampai Raja Ampat .
Harga per paket berbeda tergantung dari jumlah destinasinya, Contohnya untuk 1 destinasi Rp.50.000 , untuk 3 destinasi : Rp.135.000 dan untuk 6 destinasi Rp.260.000
Bagi saya memilih Sumba sebagai destinasi wisata virtual tour karena saya belum pernah ke Sumba. Tetapi saya telah membaca betapa indahnya panorama dan budaya Sumba (baik Sumba Barat, Timur atau utara).
Secara ringkas, perjalanan nyata 3 hari itu dapat saya nikmati dalam dunia maya selama 2 jam saja. Tetapi saya sangat puas karena ada gambaran yang jelas tentang tempat-tempat mana yang bagus , indah serta budaya lokal apa yang dapat dilihat di Sumba.
Selama perjalanan virtual tour saya mendapatkan penjelasan tentang beberapa tempat indah dan budaya itu Bapak Marthen Bira. Bapak Marthen itu sebagai kepala desa Tebara dengan segudang pengalaman dan pemenang dari Desa Percontohan Nasional tahun 2018 dalam pengeloaan dana desa.