Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Menahan Rindu Mudik demi Kemaslahatan Saat Pandemi

Diperbarui: 21 Mei 2020   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

olahan pribadi, ilustrasi via grid.id

Mudik adalah bagian tradisi rakyat Indonesia yang tak bisa ditawar-tawar .  Mudik jadi rangkaian acara dalam Ramadan, sering pula disebut  acara puncak dari Ramadan.

Pulang kampung atau mudik, memang tradisi yang tak bisa dilepaskan dari setiap orang yang masih punya orangtua, saudara dekat untuk dikunjungi oleh warga yang sudah lama tinggal di kota besar seperti Jakarta, Surabaya , Bogor atau Bandung.

Ketika mudik itu bagian yang sangat erat dengan emosi keterikatan dengan daerah asal seseorang, maka mau tidak mau orang seringkali melupakan semua kesulitan baik itu biaya transportasi yang melonjak mahal saat Mudik atau kesulitan lain untuk mendapatkan  tiket pulang.

Beberapa hari jelang Lebaran ini saya melihat beberapa orang nekad dengan mudik dengan travel illegal, bahkan ada yang mengelabuhi polisi dengan cara truk muat mobil, mobil muat orang di dalamnya.   Segala cara untuk mudik ditempuh oleh mereka yang sudah rindu untuk mudik.

Bahkan ada yang berfilosofi "Lebih Baik Mati daripada tidak Mudik".    Emosi yang terjalin untuk mudik saat Lebaran memang sah saja.  Tetapi bukankah kita juga harus berhikmat untuk mengingat kepentingan orang lain.  Mudik kali ini bukan sekedar untuk memuaskan emosi dan hawa nafsu  untuk mudik.  Mudik kali ini  membawa risiko besar bukan kepada diri sendiri tetapi kepada orang lain.

Meskipun diri kita dinyatakan sehat, bukan berarti kita sehat secara utuh, di luar kelihatan sehat tapi kita bisa saja kita sebagai pembawa virus Covid-19 atau sering disebut carrier.  Nach, pembawa carrier ini akan menularkan kepada yang orang lain saat bertemu sehingga orang lain bisa sakit.

 Presiden Jokowi menginstruksikan untuk melarang mudik atau lebih dikenal #JanganMudikDulu.   Alasan pelarangan itu untuk mengurangi penyebaran Covid-19 ke daerah .

Ada beberapa kelonggaran untuk transportasi kereta api (khusus) dan pesawat (khusus) dengan persyaratan  segudang dokumen kika kita masih ngotot untuk mudik karena sehat.  Namun,  setelah bertemu dengan orangtua, kerabat dekat dengan menyalami bahkan saling berpelukan.  Lalu beberapa hari kemudian,  orangtua atau kerabat yang kita temui, sakit bahkan ada beberapa yang meninggal dunia.

Bagaimana perasaan kita saat mendengar hal itu?   Tentunya kita tak ingin ada penyesalan di kemudian hari.

#JanganMudikDulu itu bisa ditunda dulu hingga Covid-19 mereda . Pasti Pemerintah akan memberikan kesempatan bagi kita untuk mudik.  Bulan Desember dari tanggal 28 hingga 31 Desember 2020 ada cuti bersama sebagai pengganti cuti bersama Idul Fitri.   Saat itu (Desember) itulah suasana lebih menyenangkan dan rasa aman saat kita bertemu dengan orang tercinta.

Nach, lalu gimana dong ini untuk Idul Fitri tapi ngga mudik.  Iya pastinya kita bisa menggantikan acara silaturami dan sungkeman kepada orangtua  dengan cara sungkem virtual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline