Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Menebar Kebaikan di Tengah Kepanikan Covid-19

Diperbarui: 19 Maret 2020   05:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ui.ac.id

Siapakah yang pernah berpikir bahwa manusia di dunia ini dikalahkan dan ditaklukkan oleh virus bernama Covid-19?

Tidak pernah terpikirkan bahwa segelintir virus baru berukuran hanya sekitar 27-34 kilobase, tapi kekuatannya mampu menaklukan dunia dalam waktu yang singkat begitu hebatnya.  

Dimulai dari Wuhan, Cina di awal 2020, sekarang ini sudah menyebar di berbagai belahan dunia. Tercatat 162 negara dan 183.202 orang terinfeksi dengan angka kematian 7.177 orang. Saat saya menulis ini, di Indonesia yang telah terpapar covid-19 mencapai 227 orang.

Virus yang dahsyat penyebarannya dan begitu super cepatnya mampu mematikan orang-orang yang terpapar hingga menyebabkan kematian. Virus itu juga menimbulkan ketakutan, kekhawatiran, dan dapat mengubah total rencana yang telah dibuat oleh manusia.

Beberapa negara harus menutup dan mengisolasi warganya agar penyebarannya tidak makin besar. Lockdown diterapkan, membuat warga di dalamnya seperti orang pasif yang tak mampu berbuat apa-apa.  

Mereka harus beraktivitas dalam lingkup yang sangat kecil, rumah kediamannya sendiri. Manusia kembali menjadi mahluk homines soli yang tak bisa bersosialisasi satu dengan yang lainnya.

Perubahan total sikap manusia terjadi ketika Covid-19 itu dinyatakan WHO sebagai pandemi. Ada yang bersikap negatif, kehilangan toleransi, melakukan panic buying, kekhawatiran yang berlebihan.

Melihat sesamanya yang sedikit sakit flu saja sudah dianggap membawa penyakit. Sikap rasis pun tak terelakkan (khususnya di Eropa) di mana ada yang mendiskriminasi orang-orang Asia karena memang virus tersebut berawal dari Asia, tepatnya Cina.

Namun, ada sikap positif yang juga timbul karena adanya virus corona itu. Mereka sadar bahwa di luar kekuatan manusia ada kekuatan yang tak terselami yang begitu dahsyat, yaitu toleransi dan heroisme.

Seperti dokter paru yang lanjut usia (80 tahun), Dr. Handoko Gunawan serta dokter bersama perawat lainnya, atau sukarelawan yang membuat hand sanitizer bersama dengan tim kimia UI, menyiapkan tempat cuci tangan di tempat publik.

Produksi Hand Sanitizer

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline