Seandainya kita sebaga orang Indonesia berada di Jepang sebagai turis. Lalu, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dompet dan HP kita tertinggal saat kita berada di toilet.
Reaksi pertama saat mengetahui ketinggalan pasti panic. Mencoba untuk menelusuri ke tempat dimana kita ketinggalan. Jika tidak ada lebih panic lagi karena jika ini terjadi di Indonesia maka seluruh dana kita akan ludes karena orang yang menemukannya dengan mudah akan membobol rekening baik itu melalui ATM atau melalui kartu kredit.
Tapi jangan khawatir karena kehilangan dompet atau gadget di Jepang itu selalu aman. Orang yang menemukannya akan membawa ke polisi.
Di tempat polisi itu pasti akan dicheck siapa pemiliknya dan dengan cepat mereka akan memberitahukan kepada pemiliknya. Jika pemiliknya masih di seputar di Jepang, dipastikan akan kembali kepada pemiliknya melalui pemberitahuan.
Di kota Metropolitan Tokyo dengan penduduk mencapai 14 juta orang, setiap hari terjadi orang yang kehilangan benda, ratusan benda hilang setiap tahunnya. Tetapi jumlah itu dipastikan akan kembali ke tempatnya.
Di tahun 2018 sebanyak 73% dari 545,000 ID Card (KTP/Passport) dikembalikan kepada pemiliknya oleh Polisi Metropolitan Tokyo. Demikian juga 130,000 gadget (83%), dan 240,000 dompet (65%) akan dikembalikan kepada pemiliknya. Bahkan beberapa diantaranya dikembalikan pada hari yang sama.
Seseorang turis berasal dari San Francisco, dia teringat sebuah cerita tetnang seseorang yang kehilangan dompetnya di Chinatown, seseorang mengembalikan kepada polisi, jelas seorang psikolog Kazuko Behrens dari SUNY Polytechnic Institute, New York, US.
Suatu hal yang mungkin bagi kita agak aneh ketika penemu dompet itu di interview oleh siaran lokal dan diberikan penghargaan sebagai "Honest Man" atau orang jujur.
Seperti diketahui bahwa penduduk Behren, warga asli Jepang itu akan melakukan hal yang sama. Justru sebaliknya apabila mereka tidak mengembalikan barang hilang itu mereka akan dikatakan sebagai orang yang tak berintegritas.
Arti sebuah kejujuran:
Budaya jujur yang dibangun di Jepang untuk mengembalikan barang miliki orang lain yang kebetulan ketinggalan itu menajdi titik penting.