Di hari Sabtu yang lalu, dua kota yaitu Batang dan Pekalongan dilanda banjir yang cukup parah. Di Batang terdapat 28 desa, 9 kelurahan dan 3 kecamatan banjir dengan ketinggian hampir 1,5 meter.
Sementara di Pekalongan, hampir semua kota Pekalongan terkena banjir, Pekalongan utara, Selatan, Timur dan Barat. Yang terparah adalah di kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Barat dengan ketinggian air bervariasi .
Sebagian orang yang melihat banjir di daerah Batang dan Pekalongan mempercayai bahwa banjir itu adalah berkah dari Imlek. Mitos yang ingin dikatakan adalah bahwa jika hujan deras mendekati Imlek selalu mendatangkan rejeki.
Padahal sesungguhnya tidak ada relevansinya antara hujan dengan berkah Imlek . Apalagi jika hujan deras itu mengakibatkan banjir. Banjir itu justru membuat orang yang tinggal di daerah banjir itu menderita. Menderita baik secara materiil maupun moriil.
Bayangkan hujan semalaman itu pasti ada orang yang tidak bisa tidur karena takut dengan jebolnya dua kali yang meluap. Tentu mereka harus bersiap-siap untuk mengamankan barangnya ke tempat yang lebih tinggi, mengevakuasi baik barang-barang yang bisa diangkut atau disimpan di tempat yang tak terkena banjir. Terlebih bagi anak-anak maupun orangtua yang sangat rentan dengan banjir.
Dengan banjir, mobilisasasi warga terhambat , bahkan mengganggu perjalanan kereta api yang melintasi jalur pantura utara . Walaupun banjir hari Minggu, tetapi ada beberapa orang yang biasanya beraktivitas dan menjalankan ekonomi pada hari minggu terpaksa tidak berjualan dan sebagainya.
Hari Sabtu tanggal 26 Januari 2019, hujan deras terus mengguyur mulai dari pukul 17.15 hingga jam 04.30. Intensitas hujan begitu tinggi sekali membuat luapan dari hulu sungai yang ada di kota Pekalongan dan mengakibatkan terjadinya luapan di sungai Bremi, Sungai Loji dan Kali Banger. Luapan air itu langsung mengalir ke pemukimnan warga yang lokasinya berada di dekat sungai yang tergenang.
1500 warga yang telah mengungsi di posko sebanyak sekitar 1500 orang di Pekalongan. Posko sementara diadakan di Masjid al Karomah, Mushola al Ikhlas, Kelurahan Tirto .
Penyebab utama dari banjir itu selain luapan air dari sungai Bremi, Sungai Loji dan Kali Banger, juga disebabkan oleh pendangkalan sungai dan sampah yang begitu banyak.
Lebih lanjut menurut Bupati Batang mengatakan untuk memperbaiki agar tidak terjadi banjir besar lagi di masa depannya, maka akan diadakan perbaikan atau normalisasi sungai-sungai dan pembersihan yang intensif .
Kesimpulannya bahwa banjir itu adalah faktor alam dimana cuaca hujan deras atau lebat terjadi. Cuaca diikuti dengan kerusakan alam dimana semua sungai itu sudah mengalami pendangkalan, bahkan di beberapa tempat juga ada alih fungsi tanah .