Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Sadari Sebelum Candu dengan Gadget

Diperbarui: 30 Januari 2019   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock.com

Beberapa minggu ini saya kaget ketika mendengar dua orang teman yang kena sakit vertigo.   Saya tak pernah berpikir apa penyebabnya dua teman ini bisa terkena vertigo.  Dua orang teman ini hampir tak pernah mengeluh sakit vertigo selama ini.

Salah seorang teman itu sampai mengatakan kepada saya :  "Seperti gempa bumi".   Saya lalu membayangkan bagaimana rasanya gempa bumi itu.  Berputar-putar dan serasa melayang. Itulah gambaran saya tentang vertigo. 

Bukan vertigonya yang ingin dibahas di sini.  Karena vertigo itu disebabkan oleh banyak faktor.  Cari-cari di google, penyebab vertigo itu  karena adanya peradangan di telinga bagian dalam atau karena adanya infeksi virus. Selain itu, vertigo jenis ini disebabkan oleh beberapa hal lain seperti: Benign paroxysmal positional vertigo.

Ternyata ketika teman saya ditanya oleh dokter saat diperiksa, bagaimana dia merasa vertigo, dia menjelaskan dengan detail.  Saya bangkit dari sofa , tiba-tiba tubuh saya oleng. Sakit kepala yang hebat, bahkan sempat muntah. 

Lalu ketika diperiksa dengna alat-alat dan ternyata dokter mengatakan vertigo yang diderita teman itu karena terlalu intens berinteraksi dengan telpon seluler (ponsel).

Tetapi teman saya tidak menyetujui pendapat dokter bahkan sempat beradu argumentasi . Dia mengatakan teman saya yang juga sama-sama senang main ponsel, mulai dari bangun tidur, lihat facebook, mau makan lihat facebook, pergi lihat facebook, pulang lihat facebook, sebelum tidur lihat facebook. Hidupnya berjam-jam jika dihitung tak pernah lepas dari layar ponselnya.

Seolah kehidupannya sudah menyatu dengan gadget dan yang dilihat ternyata adalah media sosial saja. 

Kecanduan memapar gadget bukan hanya menyebabkan vertigo, tapi juga dapat menimbulkan perceraian.  Seorang suami muda berusia sekitar 30 tahunan ingin menceraikan istrinya. Alasannya gara-gara istrinya yang telah kecanduan dengan belanja secara daring. Sehari bisa belanja mencapai Rp.4 juta . Di rumah tangannya tak pernah lepas dari ponsel. Selalu ia mengecek aplikasi belanja. Di kantor juga demikian. Seolah gadget itu lengket di tangannya. 

Sang istri justru merasa pusing jika dilarang untuk mengecek , melihat dan menggunggah aplikasi belanjanya.  Kondisi akan menimbulkan efek yang sangat  mengganggu perkembangan jiwanya.

Perkembangan kecanduan belanja daring, digital selalu ditandai dengan membeli sesuatu walaupun tidak butuh, lalu badannya merasa pusing jika tidak diperkenankan.

Gejala orang candu digital hampir sama dengan candu narkoba. Bedanya tidak ini tidak ada larangannya.   Efek dari candu digital berbeda-beda, mulai dari kadar pusing, mata lelah, stres, sistem kerja saraf di jari yang terganggu, depresi, gangguan fungsi sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline