Pameran mobil yang diperkenalkan oleh Gaikindo Indonesia International Auto Showa 2018 atau dikenal dengan nama GIIAS 2018, memang mengundang decak kagum bagi pengunjung.
Mulai dari pembelian tiketyang didesain apik dan cukup banyak ada 5 loket sehingga pada akhir pekan dapat mencukupi memenuhi untuk panjangnya antrean pengunjung, sampai kepada hal-hal yang sepele yaitu transportasi shuttle bus dari beberapa tempat seperti Stasiun Kereta Api RawaBuntu dan Bintaro Exchange menuju ke tempat pameran, ICE . Bahkan ada brosur khusus yang merupakan pemandu jika kita ingin melihat denah Exhibitor List.
Bukan hanya itu saja semua hall mulai dari hall 1 sampai hall 10 dipakai untuk pameran, pengikut atau peserta pameran yang cukup besar dari 21 pemegang brand mobil terkemuka seperti Toyota, Honda, Nissa, Mitsubishi Motors, Suzuki, Daihatus, Hyundai, Astra Isuzu, Wuiling, DFSK, Merci, Lexus, BMW.
Ketika saya memasuki main entrance di hall 1, 2, 3 ada beberapa produk truk, alat transportasi besar seperti bus, dan pembuat karoseri bus/truk dan sepeda motor. Di tiap-tiap booth dari peserta diperlihatkan produk bus atau sepeda motor masa kini yang sedang tren maupun yang sudah diproduksi. Tidak semua dari booth itu menyediakan SPG , cukup para sales support yang menjaganya. Jika ada yang tertarik dengan produk segera mereka menghampirinya.
Namun, begitu memasuki ruang pamer di brand mobil yang sudah kita kenal , BMW dan Lexus, saya sebagai perempuan pun langsung tertarik untuk menghampiri mobil-mobil mewah ini ditambah dengan para SPG perempuan disamping mobil yang sangat cantik-cantik. Daya tarik utamanya memang bukan hanya produknya yang super mewah dan mobil masa kini yang punya kekuataan visioner tapi justru kepada penampilan cantik , dan anggun pakaian dan hebatnya dandannya dari para SPG.
Ketertarikan pengunjung juga sama seperti saya. Pandangan pertama jatuh kepada cantiknya SPG yang ada di sebelah kiri atau kanan mobil mewah itu. Lalu jika ketertarikan atau jatuh hati kepada pandangan dilanjutkan lagi kepada produk mobil mewah itu, maka di situlah peran SPG cantik. Mereka sedikit banyak menjadi assesories mobil yang didisplay untuk dipromosikan untuk dibeli.
Hasilnya memang luar biasa, daya sex appeal perempuan SPG itu jadi andalan utama untuk membuat para pengunjung terutama kaum lelaki untuk makin tertarik dengan perempuan cantik, baru setelah itu digiringlah mereka kepada produk yang dijual.
Pertanyaan berikutnya, apakah para SPG cantik itu memahami secara detail baik teknis maupun mesin-mesin mobil apabila pembeli menanyakannya.
Ternyata tidak semuanya bisa menjawab. Ketika mereka direkrut, yang jadi syarat utamanya adalah mereka harus bisa tersenyum dan memiliki kemampuan hospitality yang konstan dalam melayani pengunjung , membukakan pintu dan membiarkan pengunjung merasakan kenyamanan fitur mobil-mobil yang dipamerkan, bahkan memperbolehkan mereka untuk duduk di tempat stir mobil untuk merasakan bagaimana kenyamanan dan kenikmatan berkendara.
Lalu, apabila pengunjung sudah mulai tertarik, langkah berikutnya biasanya mereka akan mengajukan pelbagai pertanyaan tentang teknologi yang digunakan missalnya untuk BMW seri i, apa bedanya dengan BMW ie3 dengan yang sekarang ini dipasarkan BMW i8 Roadster (versi ata terbuka). Tentunya para SPG yang super cantik itu tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaanyang sangat teknis. Untuk urusan yang satu ini ternyata sales support yang langsung menangani calon pembeli untuk berikan penjelasan detail produknya.
Mengapa perempuan cantik masih mengingkan jadi SPG di pameran mobil mewah?