Sekarang ini, di semua tempat, baik di Indonesia maupun di mana pun, secara global telah memasuki revolusi industri keempat. Namun, mungkin di antara kita belum menyadari apa revolusi industri keempat itu. Mari kita kilas balik dari perjalanan revolusi industri pertama sampai keempat:
Industri 1. (1784) : Penggunaan mesin Uap
Industri 2. (1870) : Mesin Produksi Massal Tenaga Listrik/BBM
Industri 3 (1969) : Teknologi Informasi & Mesin Otomasi
Industri 4 (2011) : Mesin terintegrasi internet
Apa penyebabnya terjadi begitu banyak revolusi industri, jawaban secara singkat adalah untuk makin meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan superkomputer robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik hingga perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak (Klaus Schwab, Founder dan Executive Chairman of the World economic Forum).
Gelombang dari revolusi industri 4.0 sudah muncul dalam bentuk teknologi . Tren terbaru adalah munculnya teknologi canggih dan berpengaruh besar terhadap proses produksi pada sektor manufaktur.
Teknologi canggih tersebut termasuk kecerdasan buatan, perdagangan elektronik, data raksasa, teknologi finansial, ekonomi berbagi, hingga penggunaan robot. Istilah industri 4.0 pertama kali diperkenalkan pada Hannover Fair 2011 yang ditandai dengan revolusi digital.
Kehadiran industri 4.0 dilakukan dan digerakkan terutama oleh para pimpinan perusahaan di Asia Tenggara. Mereka menginginkan perubahan agar efektivitas industri semakin maju dengan adanya teknologi yang dapat menunjang perubahan peningkatan efektivitas kerja.
Ternyata apa yang mereka inginkan itu juga didukung oleh surve terkemuka. Para responden mempercayai apa yang diinginkan oleh para pimpinan perusahaan itu.