Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Sejarah dan Tradisi Imlek

Diperbarui: 13 Februari 2018   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: travel.kompas.com

Sebentar lagi masyarakat Tionghoa di segala penjuru dunia akan merayakan Imlek.  Imlek itu bukan perayaan keagamaan, baik itu agama Buddha maupun yang Khonghucu. Mungkin persepsi sebagian orang melihat orang yang merayakan Imlek di Vihara, jadi dianggapnya hari raya agama.

 Imlek merupakan perayaan tradisi menyambut musim semi dan berakhirnya musim dingin yang dilakukan oleh suku bangsa Tionghoa di Tiongkok (China) dan dalam perkembangannya dirayakan sebagai hari pergantian tahun.

wikipedia

Perhitungan Tahun Baru Imlek itu berdasarkan kalender surcandra Tionghoa. Kalender tersebut digunakan negara-negara yang telah mengimplementasikan atas pengaruh budaya Han (Korea, Jepang dan Vietnam) bahkan di Asia Timur (Iran, daratan Bulgar).    Jika Imlek menggunakan kalender Gregorian maka Imlek bisa jatuh pada tanggal yang berbeda tiap tahunnya yaitu antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari.  Tapi Imlek menggunakan tahun baru yang dihitung berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi.   Tahun Baru Imlek dirayakan oleh semua orang Tionghoa terlepas dari agama yang dianutnya. Jika sudah berpindah agama, boleh merayakan boleh juga tidak.

Tanggal dan Tahun Baru Imlek dari 1996 sampai 2019 ,  dihitung sekitar 2 minggu lebih awal dari hari shio (ada 12 shio yang jadi simbol dari tahun kelahiran ).

Sejarah dari penanggalan Imlek itu berlangsung selama hampir 2 minggu dimulai sejak hari pertama bulan pertama disebut dengan "pinyin"  berakhir dengan Cap Goh Meh, tanggal ke lima belas saat bulan pertama dikenal dengan nama "Chuxi" .

Tradisi yang berasal dari Mitos:

HaiSiom Makanan Khas Imlek. Sumber: Kompasiana.com


Tiap kali menjelang Imlek,  banyak tradisi yang sangat kental kita lihat seperti pakai baju berwarna merah,  makanan yang khusus bernuansa Imlek, datang ke  Klenteng,  hio untuk sembayahyang.

Ternyata baju merah dan sembahyang itu memiliki mitos yang dipercayai oleh orang Tionghoa dan jadi tradisi sampai saat ini.

Mitos yang mempercayai bahwa ada seekor raksasa pemakan manusia dikenal dengan nama Nian dari pegunungan  yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dari penduduk desa.  Untuk melindungi diri maka penduduk desa itu .  Suatu hari penduduk desa melihat Nian berlari terbirit-birit karena melihat anak yang mengenakan baju warna merah.  Oleh karena itu setiap tahun baru, penduduk menggantungkan lentera, gulungan kertas merah di jendala dan pintu. Selain itu mereka menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. 

Tradisi yang dipercayai itu tetap diberlakukan sampai saat ini.  Meskipun sempat orang Tionghoa di Indonesia tidak bisa melakukan tradisi tahun baru Imlek pada zaman pemerintahan Mantan Presiden Soeharto karena dilarang oleh pemerintah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline