Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Tantangan Keuangan Generasi Milenial

Diperbarui: 3 Agustus 2017   05:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KreditGoGo.com

Sebagai orangtua yang pernah bekerja puluhan tahun di sebuah perusahaan multinasional, saya pernah bertanya kepada anak maupun kepada teman-teman anak.  Pertanyaan saya sangat sederhana sekali, apakah mereka masih bisa menabung dari gaji bulanan yang mereka diterima.   Jawaban yang saya terima sungguh membuat sedikit "shock" ,  tidak menabung, kecuali yach terpaksa saya menabung.     

Alasan apa yang membuat mereka sampai tidak dapat menabung?   Berhubung ini bukan survei, hanya beberapa orang saja jadi tidak merefleksikan keseluruhan fenomena.   Dari yang sebagian saya tanya, mereka menjawab dengan lugas bahwa gaji saja tidak mencukupi untuk memenuhi gaya hidup yang saat ini memang perlu dana cukup tinggi.

Mencoba untuk melihat ke belakang, ketika12 b zaman saya bekerja hampir 30 tahun yang lalu,  pola gaya hidup yang dianut oleh pekerja adalah sekedar untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup untuk keluarga.   Belum ada yang namanya "hang out",  nongkrong atau nangkring bersama-sama teman-teman di malam minggu atau setelah jam kantor.    Boleh dikatakan saat itu setelah jam kantor usai, setiap pekerja ingin pulang cepat, atau jika mereka yang masih jomblo,  menghabiskan waktunya di kantor dengan sedikit santai.  Tidak ada niat untuk jalan-jalan ke mall atau pergi ke kafe.

Tetapi sekarang zaman telah berubah dimana generasi atau kelompok milenial akan meraasa tertekan jika mereka yang melek teknologi atau serba cepat itu tidak mengikuti gaya hidup anak milenial. Kumpul dengan teman-teman untuk merasakan kebutuhan yang sama "ngopi" atau "chatting " di suatu kafe.   Ketika survei yang diadakan oleh PwC terhadap pegawai atau pekerja milenial itu apakan mereka memikirkan untuk masalah keuangan di masa mendatang.  Para responden survei yang kebaynaykan dari pekerja di Amerika aSerikat itu menyatakan bahwa sebenarnya mereka tertekan dengan masalah keuangan .  Tekanan masalah keuangan itu berasal dari beberapa sumber seperti kenaikan atau gejolak di pasar saham dan pendapatan yang tak kunjung naik, sedangkan tingkat daya gaya hidup makin naik dan mahal .

Ketika ditanyakan lebih lanjut apakah mereka sudah menyiapkan dana untuk pensiun dari tabungan mereka. Sebagian besar dari mereka juga menyawab bahwa mereka sadar bahwa perlu ada dana pensiun, persiapan untuk dana pensiun sudah dimulai sejak mereka kerja. Tetapi jika dihitung tabungan untuk pensiun itu tidak akan mencukupi.   Alasannya biaya yang lainnya lebih menggerus pendapatan mereka sehingga simpanan pensiun tidak memadai.

Lain halnya  di Indonesia, menurut survei yang dibuat oleh Manulife dimana responden tidak semua responden adalah generasi milenial,  bahwa mereka berhasil mengumpulkan dana pensiun sebesar  Rp.100 juta untuk masa depan.  Namun, jika dihitung kenaikan inflasi maka dana sebesar itu tentunya hanya cukup untuk  10 bulan saja apabila biaya hidup sebesar Rp.10 juta per bulan.

Yang mengagetkan diantara responden yang masih generasi milenial itu menyatakan bahwa mereka tidak begitu memikirkan tentang dana pensiun.  Bagi mereka dalam pengaturan keuangan,  lebih baik mereka menggunakan dana keuangan untuk dibelanjakan barang-barang sekunder dan menggunakan kartu kredit ketimbang mereka harus mengatur keuangan untuk masa depan.   Repotnya mereka  juga kurang menyadari bahwa dengan penggunaan kartu kredit berarti suatu hutang yang harus dibayar dan diperhitungan dengan penghasilan.  

Sebagai generasi milenial yang sangat canggih dalam teknologi dan selalu berhubungan dengan teknologi informasi, seharusnya mereka memiliki kesempatan lebih banyak tentang informasi keuangan lebih baik.   Mengatur keuangan dengan cara yang sangat sederhana, 50% untuk konsumsi , 30% untuk  keperluan primer, 20% untuk investasi.  Aplikasi investasi begitu banyak di internet . Pastinya mereka dapat menyerap dengan mudah dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.   Tentunya ini hanya perlu langkah nyata dari kemauan saja.   

Generasi milenial perlu memanfaatkan teknologi informasi yang mereka ketahui agar tidak terjebak dalam kesulitan keuangan di masa tuanya. Semoga mereka segera menyadari dan dapat melakukan apa yang sangat penting bagi mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline