Jepara sebuah kota yang terkenal dengan penghasil kayu jati dan ukirannya. Tetapi tidak banyak yang mengenal kota Jepara sebagai kota penghasil kain tenun Troso. Lokasi Jepara di bagian utara Pulau Jawa dan 71km dari Semarang , jarak tempuh sekitar 2 l/2 jam, itu juga sebagai penghasil kain tenun Troso.
Sebuah desa yang disebut Desa Troso, terletak di Kecamatan Pecangaan, 15 km dari Jepara , yang juga merupakan desa penghasil kerajinan tenun ikat yang sengaja dinamakan sama dengan tempatnya dibuat, Kain Troso.
Dari jalan raya yang sangat lebar, kita melihat sebuah gapura dengan tulisan yang sangat besar "Selamat Datang di Desa Troso". Sebuah desa yang sudah terkenal sebagai tempat wisata belanja.
Di sepanjang jalan terdapat toko dan geleri yang menjual tenun troso. Di toko itu banyak dijual tenun Troso dengan perbagai corak hasil dari pengrajin kain troso. Pembuatan kain troso dengan cara "handmade" menjadi pilihan wisatawan karena coraknya yang banyak pilihan, kekaguman dari hasil karya pengrajin tenun Troso dan keuletan dan kelestarian dari pengrajin yang mempertahankan kain tenun troso.
Uniknya, sebelum membeli tenun troso, wisatawan dapat melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana cara produksi kain troso. Para pengrajin yang cekatan itu telah menyiapkan gagrakan, sebuah alat tenun terbuat dari kayu (hampir semua pengrajin menggunakan alat tanpa mesin atau manual) . Gagrakan adalah tempat untuk memintal benang-benang.
Gagrakan yang digunakan untuk memintal itu sebagai alat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Sementara gulungan benangnya yang berwarna warni terletak disebelah kanan dari gagrakan. Pengrajin dengan cekatannya, menggerakan gagrakan sesuai dengan irama dari mesin pemintal yang digerakan dengan kaki oleh pengrajin.
Sesorang pengrajin dapat menghasilkan 1 meter kain tenun troso dalam jangka waktu 3-4 hari, artinya jika diperlukan kerja keras untuk bisa menghasilkan kain tenunan yang biasanya sepanjang 2- 3 meter panjangnya. Perlu ketelatenan dan keahlian khusus untuk menjadi seorang penenun Troso. Kreasi mereka juga sangat hebat. Corak yang mulai diperkenalkan mulai dari Baron sampai Balanket, Endek/Rangrang, Skaff, Sarung Pantai.
Untuk lebih mempromosikan tenun Troso ke dunia yang lebih luas, Bupati Jepara, Ahmad Marzui bekerja sama dengan Eksekutif Manajer Rekor MURI Sri Widayati dan Panitia Troso Festival, Abdul Jamal serta bekerja sama dengan Universitas Muria Kudus membuat rekor dengan memecahkan recor Muri dalam Pembuatan Tenun Troso.
www.murijepara.com
Dengan ketekunanan dan ketelatenan 7 pengrajin Tenun Nusantara buatan warga Desa Troso, Kecamatan Pecangaan-Jepara berhasil memecahkan rekor MURI. Kriteria dari pemecahan rekor adalah kain hasil tenunan itu memiliki 20 motif atau corak dan panjang 217.4 meter. Rekor sebelumnya tenun dari Pontianak hanya sepanjang 161 meter pada tahun 2014.Penyerahan Piagam Muri atas keberhasilan pencapaian Rekor Tenun Nasional diserahkan oleh Eksekutif Manajer Rekor MURI Sri Widayati pada hari Sabtu tanggal 15 Juli , 2017 kepada Ketua Panitia Troso Festival Abdul Jamal dengan disaksikan oleh Wakli Ketua Komisi VIII DPR RI Nur Achmat, juga perwakilan Universitas Muria Kudus dan sejumlah tamu undangan.
Semoga dengan pemecahan rekor Muri tersebut, promosi Desa Troso sebagai sentra kerajinan tenun ikat ke seluruh daerah di Tanah Air menjadi suatu kebanggaan nasional dan memperlihatkan kepada dunia global bahwa tenun Troso dapat menjadi ikon promosi perdagangan tenun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI