Tertarik sekali dengan berbagai tradisi sebelum puasa, saya baru kali ini menyadari berbagai ragam tradisi sebelum puasa di berbagai daerah itu diselenggarakan dengan sangat meriah. Sebagai oragn awam yang sebelumnya mengenal tradisi ini saya melihat kekayaan tradisi ini tetap dipelihara setiap tahunnya untuk menghormati dan melakukan secara sukarela dalam tatanan sosial yang telah berubah.
Nyadran Gedhe:
Siang itu ditengah terik matahari yang cukup menyengatkan badan, berduyun-duyun warga Warga Desa Gumelem Wetan dan Gumelem Kulon , Kecamatan Susukan , Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah menggelar Nyadran Gedhe.
Nyadran Gedhe adalah suatu ungkapan syukur dan mohon berkah dalam menjalankan puasa.
Wujud dari pengucapan syukur itu warga yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga membawa tenong atau bakul berbentuk bulan dari bamboo berisi nasi beserta sayur dan lauk pauk dalam rangka untuk dimakan bersama-sama..Para ibu-ibu itu memakai pakaian adat Jawa, sedangkan para bapak-bapak juga tak kalah gantengnya dengan memakai pakaian adat Jawa .
Makan bersama itu menjadi suatu tradisi Nyadran Gedhe karena mereka sangat berterima kasih atas hasil panen , mereka menyantap hasil bumi itu dalam ritual yang dilakukan secara rutin tiap tahun. Selamatan itu diikuti dari berbagai kalangan , sebelum bersantap mereka mendoakan arwah leluhur di makam Girilangan. Biasanya tradisi mendoakan arwah leluhur dilakukan pada hari Senin atau Kamis terkahir bulan Ruwah atau bulan sebelum memasuki Puasa.
Setelah itu barulah mereka menyantap hasil bumi sebagai tanda syukur terhadap sang pencipta. Tradisi yang terus berkembang dalam pelestarian dimulai dengan kegiatan dari jaman kademangan, termasuk masyarakat yang membawa hasil buminya yang kemudian dibawa ke makam untuk dinikmati bersama.
Hasil bumi ini sebagai tanda syukur masyarakat atas apa yang telah mereka terima. Isinya beragam, dari sayur-sayuran, hingga hasil peternakan seperti ayam, ragamnya sampai mencapai 400 jenis.
Sebelum diadakan Nyadran Gedhe, perlu persiapan lebih dulu. Persiapannya dengan menyediakan golong menir, ambeng menir, ambeng intip, ambeng beras ketan dwi warna, pecel ayam cemani, cramcam terong aor, sayur bening daun kelor, tempe goreng adem, golong tujuh, sate kambing. Juga peyek pethek, pendul yang terbuat daging dicampur ampas kelapa muda, kelapa muda diberi lubang diisi gula kelapa, serta cokbang.
Keyakinan masyarakat Desa Gumelem jika mereka tidak melakukan dan melaksanakan tradisi Nyadran Gedeh maka akan terjadi malapetaka atau gangguan gangguan yang tidak diinginkan.
Tentunya tradisi Nyadran Gede ini dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik pariwisata di Banjarnegara. Pelestarian ini perlu disosialisasikan dalam bentuk budaya yang menarik wisatawan untuk datang melihat dan mengetahui tradisi yang sangat unik dan menarik untuk wawasan yang lebih luas tentang budaya jawa. Bagi mereka yang tertarik dengan budaya aneka tradisi Ramadan, silahkan datang ke Banjarnegara sebagai salah satu ikon dari budaya Jawa menyambut Ramadan yang sangat sangat menarik.