Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Pegiat Lingkungan dan Gaya Hidup Harmoni

Diperbarui: 26 April 2017   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang perempuan paruh baya, berdomisili di Bukit  Pamulang Indah, memiliki passion yang sangat tinggi dalam bidang budidaya hidroponik, aktivis lingkungan independen .  Nama lengkapnya, Ibu Ngesti Setyo Murni.   Ibu dari 2 orang putra putri dan nenek dari 2 orang cucu ini sebenarnya tak memiliki latar belakang tentang pertanian sama sekali. Belajar dari Google, hadir pada  pencerhan tentang Hidroponik sederhana dan bertanya kepada para ahli hidroponik dan pengalaman serta praktek yang menentukan kesuksesannya. Kecintaannya kepada dunia tanaman sejak kecil membuat Ibu Niniek, panggilan kecil dari IBu Ngesti Setyo Murni atau lebih dikenal dengan Ibu Ngesti , mencintai alam , tanaman itu tak terpisahkan dari kehidupan manusia.  

Setiap kali berinteraksi dengan siapa pun baik itu tetangga, teman atau masyarakat yang baru dikenalnya, Beliau selalu ingin membagikan sesuatu yang berhubungan dengan keprihatinan tentang lingkungan hidup. 

“Bumi ini sedang sakit parah “, katanya dengan lirih.

Setiap kali berjumpa dengan teman, orang baru,  Ibu Ngesti bercerita tentang keprihatinannya itu. Lalu, Ibu Ngesti menanyakan apakah mereka sudah mengetahui tentang tanaman dan pengelolahan sampah . Sayangnya mereka selalu menjawab  bahwa mereka  buta dan tidak peduli bagaimana cara mengelola sampah domestik agar tidak merusak bumi.

Itulah sebabnya  Ibu  Ngesti langsung memberikan pencerahan dengan berbuat nyata kepada mereka dengan sosialisasi dan praktek secara nyata.

Latar Belakang tentang  keprihatinan:

Ibu Ngesti  sebagai pencita lingkungan sangat prihatin melihat kondisi alam yang tidak terjaga mengakibatkan adanya global warming .   Bahkan tingkah manusia yang tidak peduli dengan kondisi lingkungan yang tidak dijaga bahkan merusaknya tanpa berusaha merawatnya.

“Alam itu bagian dari kehidupan manusia. Apabila alam rusak maka kehidupan manusia pun akan menjadi rusak.    Mencintai alam dengan berdialog  dengan alam . Dialog dengan cara yang sangat sehat bukan sesuatu yang absurb,   mengetahui secara jelas tentang ekosistem tumbuhan dan alam dengan baik.   Bagaimana agar alam tetap lestari dan tidak semena-mena merusak dengan cara merebut lahan dan mengganti peruntukannya”, kata Ibu Ngesti.

Pecinta sejati dimulai dari dirinya sendiri:

Hal ini dibuktikannya suasana di  rumah Bu Ngesti, begitu memasuki gerbang  rumahnya, kita akan disambut dengan kesejukan pepohanan hijau. Beragam tanaman terlihat sangat asri , hidup berdampingan, mulai dari pohon melinjo, matoa, sawo, jambu sampai kepada tanaman kecil seperti cabe rawit, daun kenikir,daun mangkokan dan sejumlah tanaman kecil lainnya

Awalnya  , Ibu Ngesti membentuk  “Komunitas peduli lingkungan Bukit Pamulang Indah. Komunitas  ini beranggotakan 40 orang dan kegiatan secara rutin diadakan dengan swadaya dan bergotong royong.    Tetapi sangat disayangkan setelah berjalan sekian lama, beberapa anggota meninggalkan komunitas ini karena merasa tidak adanya keuntungan pribadi dengan adanya kegiatan ini.   Kegiatan itu  memang bersifat non profit.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline