Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Tradisi Leluhur yang Membahayakan Nyawa

Diperbarui: 11 Maret 2017   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

way2east.com

Lamalera,Lembata terletak di kecamatan  Wulandoni, Kabupaten LEmbata, Nusa Tenggara TImur. Nun jauh di Nusa Tenggara TImur ,  kehidupan  masyarakat di sana sangat sederhana.R

Jumlah penduduk desa Lamalera sekitar 2.300 orang dengan rumah penduduknya dibangun di atas batu cadas, di bawah pinggang bukit Lamalera.  Kontur tanahnya berbatu-batu dengan tingkat kemiringan sampai 70 derajat.

Rumah dari suku Lamalera dekat dengan laut, bahkan dijadikan dengan tempat menyimpan peledang atau perahu dan berbagai alat tangkap paus serta ikan lainnya.

Pekerjaan dari para nelayan itu adalah memantau kehadiran ikan paus dari rumah adat itu.

Anak-anak dari para nelayan itu juga sudah terbiasa dengan kehidupan laut, hampir setiap hari mereka menjalani aktivitas dekat dengan laut, mereka ikut menangkap paus, bahkan mereka sudah terbiasa belajar berenang dilaut dan belajar menikam .  Pelajaran yang tidak pernah diberikan secara formal tetapi belajar secara turun menurun, dari suatu generasi ke generasi .   Usia anak-anak yang mulai belajar berenang di mulai sejak tiga tahun.

Berburu paus menjadi suatu tradisi yang dianggap saling mutualisme antara kehidupan kehidupan masyarakat di pegunungan.   Begitu mereka mendapatkan perburuan paus, daging,minyak dan darah hasil perburuan ditukar dengan hasil sayaur , buah-buahan.  Kegiatan barter dilakukan di Pasar Wulondoni 3 km dari Lamaera.

Kearfian lokal

indonesiaexplorer.net

Penduduk setempeat mempercayai bahwa kehadiran paus di perairan Lamalera itu bukan kebetulan. Pau situ sengaja dikirim oleh leluhur masuk ke dalam perairan.  Kebanyakan jenis paus yang masuk ke perairan Lamamera adalah jenis betina atau jantan yang sudha tua. 

Jika ditemukan paus yang masih muda, mereka akan mengembalikan ke laut.  Mereka sudah dapat mengamati dan memastikan usia paus tangkapannya.

Pemantauan datangnya paus dilakukan dari bibir pantai di suatu lpo, rumah panggung berukuran 2 x 3 meter yagn dibangun di ketinggian bukit.  Dengan  ketinggian itu, mereka mampu melihat dengan leluasa. Pengamatan itu dilakukan sambil beraktivias.

Ketika paus terlihat, maka mereka berterika “baleo”  artinya paus.  Dengan teriakan itu, seluruh peledang  bersiap melaut. Mereka menggunakan perahu tradisional berukuran kecil dan sebilah tombak panjang (tempuling). Perahu tradisional yang digunakan disebut paledang, berukuran 15 sampai 20 meter dengan lebar 1 sampai 1,3 meter.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline