Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Inilah Rahasia Jadi Fotografer yang Disukai Sosialita

Diperbarui: 7 November 2016   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: tempo.co

Demam selfie ternyata bukan hanya milik kalangan tertentu. Selfie telah menghinggapi semua kalangan, termasuk para sosialitas atau selebritas. Para selebritas ini ingin sekali menunjukkan ke khalayak ramai di media sosialnya gaya atau hasil selfie nan indah, keren, bahkan yang bisa menyenangkan hatinya. Oleh karena itu, mereka tidak mau mengabadikan momen pentingnya dengan membidik kamera sendiri, tetapi dengan menggunakan tenaga profesional.

Rupanya tren selfie selebritas dengan memakai fotografer profesional ini dibidik oleh sang fotografer. Trik dari fotografer untuk membidik sosialita agar tertarik dengan dirinya adalah menuruti apa keinginan hati selebritas.   

Beberapa selebritas mempunyai fotografer profesional pilihannya. Para selebritas ini sengaja memilih fotografer yang biasanya sudah jadi rujukan dari teman sesama selebritas. Kepuasan  seorang selebritas jadi patokan untuk mereferensikan kepada teman lainnya.   

Seorang fotografer yang sudah sangat profesional, memegang kamera Canon 5D, mengarahkan gaya dengan suara lembut dan pelan. Setiap kali menjepret, sang fotographer menunjukkan hasil jepretan, hasil foto di kameranya untuk dilihat oleh selebritas.

Keinginan selebritas agar hasil foto itu memberikan efek tempak langsing dan muda meskipun sebenarnya dia tidak muda lagi. Itu tantangan bagi para fotografer yang harus mampu membuat hasilnya sesuai dengan keinginan. Belum lagi fotografer harus berani menghasilkan foto yang terkesan lebih indah dari aslinya. Permainan cahaya dan sudut bidik menjadi penting.

Kemampuan teknis para fotografer di kalangan sosialita ini sudah sangat mencukupi. Yang penting sebenarnya perilaku fotografer yang sudah bertahun-tahun jadi pelanggan selebritas. Bagi selebritas yang menyewa, bahkan membayar profesional itu terbagi dalam beberapa kelombok. Antarkelompok itu terjalin satu sama lain. Ketika muncul gosip atau obrolan bersifat pribadi cepat sekali menyebar dan akhirnya terdengar oleh obyek yang digosipkan.

Prinsipnya jangan ember, jangan sok dekat, cerita tentang kelompok lain. Jika ini terdengar oleh mereka yang diomongin, tamatlah pekerjaan sang fotografer. Menjaga mulut, sabar jika mendapat klien yang sangat rewel dan ribet dan banyak permintaan, menuruti kemauannya. Fotografer harus sadar bahwa mereka berada pada relasi yang tidak setara yang cenderung feodal. Anggaplah seperti juragan dan pesuruh. Meskipun dalam titik tertentu hubungan itu bisa jadi egaliter, bahkan bisa jadi teman yang sangat erat dan dianggap teman dekat asal jangan ember. Kuncinya tidak ember itulah yang ingin ditekankan apabila mau jadi fotografer sosialita.

Rahasia yang lainnya adalah tidak menolak jika tiba-tiba tanpa janji harus memotret sosialita di tempat yang kebetulan hadir di tempat yang penting. Kadang-kadang yang menjengkelkan jika tidak diketahui event apa yang akan dipotret atau kondisi dari pemotret sehingga mempersulit fotografer dalam membawa peralatan dari fotografinya.

Masalah yang sering dialami juga ketidaksabaran. Setelah sosialita baru selesai beberapa menit, tiba-tiba dia telepon minta hasilnya. Padahal, hasilnya baru akan diedit dan perlu waktu agar hasilnya maksimal.

Sisi positifnya adalah jika sosialita itu sedang menjelajahi Nusantara dan mendatangi tempat-tempat wisata, fotografer dapat ikut serta dengan gratis. Bahkan jika sosialita itu menggelar liburan cantik untuk liburan bersama keluarga, itulah saat yang paling bagus untuk ikut serta untuk menghasilkan foto yang dapat dipamerkan melalui media sosial sosialita.

Itulah suka-duka jika ingin jadi fotografer sosialita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline