Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Anak Lebih Suka Baca Internet daripada Baca Buku

Diperbarui: 8 Februari 2016   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="idenyaandi.blogspot.com"][/caption]

Ketika anak-anak milineal generasi X & Y diminta untuk membaca buku sebagai salah satu tugas dari pelajaran bahasa Indonesia , mereka merasa keberatan sama sekali. Beban membaca buku sangat berat bagi anak-anak muda .Mereka mencoba protes mengapa sekolah masih melakukan program yang kuno yaitu mengharuskan membaca buku. Menurut mereka saat ini , zaman serba digital, waktu yang singkat , mudah aksesnya jadi parameternya. Dari segi waktu memang benar bahwa membaca e-book lebih cepat diselesaikan karena kebanyakan e-book dibuat lebih ringkas dan tidak begitu padat. Namun, buku adalah bagian yang penting dalam pembelajaraan pengetahuan untuk masa mendatang.
Untuk akses pun lebih gampang, semua buku yang telah dibuat dalam bentuk e-book, dengan mudahnya diakses melalui komputer, hp .


Apakah pergeseran minat baca anak untuk baca via internet dibandingkan dengan buku ini akan mengubah pola pemikiran dan pengetahuan yang akan didapatkan?

Tentu, membaca buku diibaratkan dengan makan nasi. Makan nasi menjadi kebiasaan setiap hari. Bahkan dilakukan 2 atau 3 kali sehari. Agar tubuh sehat , kita perlu makan nasih. Demikian juga dengan literasi membaca buku, diharapkan anak punya passion atau gemar membaca buku. Bukan sekedar jadi anak instan. Yang perlu cepat selesai mendapatkan inti dari suatu pengetahuan. Apabila minat baca tidak dipupuk sejak kecil maka mustahillah anak akan merasa menyukai membaca.
Menumbuhkan minat membaca sejak kecil dapat dilakukan oleh orangtua maupun lingkungan. Orangtua dapat memperkenalkan bacaan kepada anak sejak balitadengan membacakan pada saat akan tidur . Setelah itu, anak diperkenalkan dengan bacaan yang menarik dan mendidik seperti clothe books, picture books, pop-up books, word loss picture books. Jenis buku yang sangat menarik itu dapat diperkenalkan oleh orangtua sesuai dengan perkembangan anak. Bila minat baca telah tumbuh sejak kecil, maka dengan otomatis anak akan selalu ingin mencari bacaan untuk membaca dan tidak perlu lagi adanya instruksi untuk membaca dari guru maupun orangtua.

[caption caption="www.geraikaca.org"]

[/caption]

Begitu anak telah menginjak usia sekolah, tentunya sekolah menyediakan perpustakaan. Di perpustakaan sekolah, biasanya anak hanya meminjam buku sesuai dengan keingannnya. Kekurangan dari para guru untuk memberikan insentif tentang manfaat perpustakaan dan bagaimana cara mendapatkan buku yang sangat menunjang kemampuan, pengetahuan .
Fasilitas perpustakaan di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan dan diperlengkapi dengan berbagai macam buku yang mendukung minat baca anak. Fasilitas yang membuat anak betah membaca di perpustakaan dan selalu rindu untuk datang ke perpustakaan.
Dukunglah minat baca sebagai alat untuk membaca buku yang sangat penuh dengan informasi yang bermanfaat bukan hanya sekedar baca yang instan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline