Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Di balik Hari "Blogger Nasional"

Diperbarui: 27 Oktober 2015   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="detik.com"][/caption]

Saya hampir tidak ingat bahwa hari ini, tanggal 27 Oktober 2015 adalah hari "Blogger Nasional".  Loh saya ini anggota komunitas emak-emak blogger, tapi kok lupa atau emang tidak sadar bahwa hari ini hari yang sangat penting bagi kami sebagai blogger.

Ternyata jadi anggota blogger belum pasti menikmati apa yang jadi visi dan misi hari "Blogger Nasional".  27 Oktober yang ditetapkan sebagai hari blogger nasional, diucapkan oleh Mohammad Nuh (yang saat itu menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia pada periode 2007-2009) secara spontan saat membuka acara pesta blogger pertama kali pada tahun 2007. Seketika itu juga, ucapan Menteri itu disambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh seluruh blogger dan media yang hadir.
Blogger yang sudah diakui Indonesia selama 8 tahun ini, terus memberikan kontribusi positif terhadap tanah air melalui tulisan-tulisannya.

Rasanya, saya belum memaknai pentingnya hari Blogger Nasional hari ini.  Saya pun terlewatkan hari penting ini meskipun sebagian teman-teman saya itu sudah atau sedang mengadakan atau merayakannya dengan gathering yang  tidak saya temukan undangannya. Rupanya saya selalu tertinggal informasi dan tak punya akses untuk mendapatkan informasi ini.

Jadi blogger itu apa sich artinya?

Bagi saya merasakan tiada hari tanpa menulis.  Begitu pagi sarapan saya adalah bacaan ringan, maupun koran. Selesai membaca adalah tugas saya untuk menulis.  Fungsi menulis saya di blog bukan lagi sekedar curhatan. Tapi sekarang sudah lebih merupakan tugas untuk membuat informasi yang bermanfaat untuk orang lain sesuai dengan topik yang saya sukai.

Referensi harus dikumpulkan sedemikian banyak. Dibaca dan dipahami dan akhirnya dibuat outline.  Saya belum pernah ikut jurnalis netizen.  Tapi saya ikut seminar tentang menulis kreatif.  Jadi tulisan atau gaya tulisan saya itu bak reporter.   Ketika saya harus menulis sesuatu yang lebih luwes seperti cerita inspiratif, terpaksa cara pandang dan gaya tulisan pun harus diswitch 180 derajat.

Mengangkat topik yang lagi tren atau update memang jadi sasaran saya. Pernah sekali memuat topik tentang kekerasan anak terhadap anak.  Ngga sangka bahwa tulisan ini sedang dalam tren topik hari itu. Begitu tulisan diposting, saya dihubungi oleh admin Kompasiana (atau admin tv kompasiana) .   Minta agar malam itu saya datang ke studio TV Kompasiana.  Saya tak bersedia karena saya tak berani keluar malam hari pukul 19.00   Lalu admin minta saya untuk mengakses sebuah live streaming untuk TV Kompasiana. Kode pun dibeirkan . Saya sudah siapkan semuanya.  Sayangnya, dengan kode itu saya sudah berhasil masuk hanya tidak dapat terhubung sama sekali.  Nach, kesempatan untuk jadi nara sumber pun terlewat.  Ini hanya salah satu pengalaman menulis yang kemungkinan bisa menjadi nara sumber di media tv.

Berkarya menulis itu atau blogging itu harus berkualitas .  Untuk berkualitas perlu pengalaman dan jam terbang yang sangat panjang. Ketika kita merasa mudah putus asa dan tak ada passion untuk menulis, hal itu membuat kita akan berhenti menulis.  BErkarya bukan hanya dari penghargaan dari hasil lomba. TEtapi dari para pembaca blogger yang benar-benar merasa terbantu dengan tulisan kita.

Dalam kesempatan baik ini, mari kita semua para blogger makin berkarya dalam kualitas atau bermutu makin baik.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline