Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Harta yang Berharga adalah Keluarga

Diperbarui: 26 Oktober 2015   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.nuga.co"][/caption]

Di zaman modern ini, agaknya tidak setiap orang setuju pemahaman bahwa “Harta yang berharga adalah keluarga”. Kenapa? Di satu sisi, kehadiran keluarga memang didambakan oleh setiap orang. Namun, bukan berarti keluarga adalah harta yang berharga. Itulah yang sering diungkapan banyak orang. Sekarang ini banyak yang lebih berharga seperti handphone, rumah, uang dan sebagainya.


Pergeseran nilai sebuah keluarga adalah yang berharga memang telah digantikan dengan nilai yang lain. Materialisme memang tertanam di zaman modern ini. Jika tidak ada uang tidak bisa membeli apa pun.
Kondisi demikian membuat setiap keluarga mengejar karir sampai lupa kepada waktu atau keluarga yang ditinggalkan.

Sebuah ilustrasi yang sangat menarik untuk di simak di bawah ini:
Seorang ayah dari seorang putra, Bagus (bukan nama yang sebenarnya). Dia memiliki karir yang cemerlang sebagai branch manager dari suatu perusahaan . Memiliki seorang putra yang bernama Michael dia berusia 5 tahun. Setiap hari Bagus pulang kerja dari Senin hingga Jumat sekitar jam 21.00 dan berangkat kerja pukul 6.00. Pulang ketika anaknya Michael sudah tertidur lelap di tempat tidurnya, dan berangkat kerja ketika anaknya baru saja terbangun untuk sekolah.
Komunikasinya hanya dilakukan setiap sabtu dan Minggu. Itu pun jika tidak acara kantor yang tiba-tiba harus dihadirinya.

Hari Jumat malam, setelah selesai meeting dengan klien, Bagus sampai di rumah pukul 21.00. Tubuhnya lelah dan ingin cepat istirahat. Namun, apa yang terjadi? Ketika dia mengetok pintu rumahnya, yang membukakan pintu adalah putranya Michael .

“Loh, Michael kok belum tidur?” tanya heran.

“Aku memang sengaja tunggu papah!” tanyanya manja”

“Papah sibuk di kantor. Nanti jika tidak bekerja keras, ngga dapat gaji”, katanya

“Papah, boleh tanya berapa gaji papah di kantor?” tanyanya dengan polos.

“Begini, papah bekerja selama 10 jam sehari digaji Rp.500,000”, kata Bagus.

“Kalo gitu, saya mau pinjam uang kepada papah Rp.5,000”, kata Michael.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline