Sering mendengar "quote" atau kutipan kata-kata yang sangat mengharukan, jika Anda sedang sedih, tidak boleh terlalu sedih, sebaliknya Jika ANda sedang bahagia, tidak boleh terlalu bahagia. Ungkapan ini sebenarnya belum pernah saya alami. Hanya menduga-duga apa sich artinya dibalik pernyataan semacam itu.
Ternyata, pada hari ini saya mengalami hal itu. Pagi hari ketika tugas memasak telah selesai, biasanya saya akan berada di ruang kerja saya. Di depan sebuah komputer kuno yang saya sukai karena biarpun lambat tapi saya sudah memahami apa isinya.
Ketika saya membuka email . Pertama kali, saya kaget dengan judulnya. "Tolong Doakan, kakakku, .... Saya mengetahui siapa pengrimnya. Sepupu saya yang berada jauh di negara paman Sam. Tapi kenapa dia tiba-tiba tahu kakaknya yang berada di Jawa Tengah? Mata saya perlahan-lahan membaca kata demi kata. Kakaknya itu adalah sepupu saya dari ibu saya. Sebut saja A, kakak lelakinya itu adalah orang yang berjasa dalam hidup saya. A selalu mengunjungi ibu saya ketika beliau masih hidup. Ibu saya tinggal berdampingan atau bertetangga dengan A. Kondisi ibu saya yang sangat lemah karena sudah terbaring tanpa bisa berbuat apa-apa, dia selalu datang, walaupun hanya sekejab. Setiap hari ditengoknya. Saya sendiri tinggal di Jakarta tak bisa setiap bulan datang karena saya bekerja. Ketika saya cuti, baru saya datang ke Muntilan.
Kembali kepada email, begitu membaca, kata-kata awalnya saya sudah kaget. A akan check-up jantung dan setelah itu matanya karena retina sudah rusak (sudah hampir dua kali ). Hasil check up jantungnya baik. Tetapi ketika besoknya akan operasi mata, tiba-tiba badannya lemas. Bukan hanya lemas saja, ternyata ada pendarahan otak. Semuanya begitu cepat terjadi, yang tadinya hanya akan check up jantung dan mati, sekarang kondisinya sangat parah.
Saya langsung masuk kamar untuk mendoakan kondisi sepupu saya ini. Berdoa karena segala upaya telah dilakukan rumah sakit di Singapore itu cukup bagus menangani pasiennya. Tetapi kami semua , kakak beradik, sepupu masih dalam kondisi sangat sedih.Semoga Tuhan memberikan kesembuhan .
Siang hari, setelah selesai makan, saya sedang mengupdate blog saya. Agaknya blog ini sedikit terlupakan karena sering menulis di Kompasiana. Tiba-tiba handphone saya berdering. Kondisi yang sedih sedang saya alami, saya jawab telepon itu tanpa semangat. Orang yang menelpon, juga kurang bersemangat, suaranya hampir tak terdengar.
Suara hampir tak terdengar. AKhirnya, saya harus ke luar ruangan. Barulah suara terdengar. Terdengar suara yang menyatakan bahwa tulisan saya menang sebagai Juara ke II. Saya hampir tak percaya. Terus terang, beberapa kali ikut lomba itu saya sudah mulai apatis untuk jadi pemenang karena banyak tulisan yang lebih bagus, dan menguasai materi.
Kegembiraan membuncah. Saya ikut senang . Ternyata harapan yang hampir pupus itu mulai membunga lagi.
Inilah ketiga tulisan saya :
Tips Hidrasi Waktu Puasa
http://writingblogcompetition.blogspot.com/2015/06/tips-hindari-hndrasi-waktu-puasa.html