Dalam rangka menyelenggarakan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015 yang disingkat menjadi ICT, diharapkan partisipasi para stakeholder, baik itu pemerintah, masyarakat untuk mengindentifikasikan kota-kota yang akan memenangkan sebagai Kota Cerdas Indonesia 2015.
Implementasi dan Inisiasi Peringkat atau Indeks Kota Cerdas Indonesia ini dilakukan atas kerja-sama antara Kompas dan ITB menggandeng PGN .
Terus terang,baru pertama kali ini saya ikut nangkringKota Cerdas yang diadakan oleh PGN, Kompas pada hari Sabtu tanggal 25 April 2015. Diluncurkan dalam acara pendahuluan , yaituIndeks Konsep Smart Citypada tanggal 22 Maret 2015 dihadiri oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla, beserta Menkominfo Rudi Antara, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri ESDM Sudirman Said, dan 98 walikota dari berbagai daerah.
Apa yang disebut kota Cerdas?
Secara umum , definisi kota cerdas adalah bagaimana suatu kota dapat mengatasi masalahnya secara cerdas dan berkelanjutan.Sebagai contoh, apabila masyarakat mengalami kesulitan dalam hal keamanan di lingkungannya karena ada isu teroris yang diam di lingkungan daerah itu.Masyarakat dapat dengan mudah untuk memberitahukan atau menghubungi kepada perangkat hukum, pemerintah daerah dengan akses tool yang mudah dan cepat.Akses alat yang mudah dan cepat, kemudian direspon atau ditanggapi oleh pemerintah daerah denganmenyelidiki dan menangkap orang yang disangkakan sebagai teroris itu.
Apa bedanya antara kota digital dan kota cerdas?
Banyak diantara kita termasuk saya yang beranggapan bahwa kota cerdas adalah kota yang penduduknya atau masyarakatnya semuanya berpendidikan, dan menggunakan internet, gadget dan berinteraksi terus dengan gadgetnya.Ternyatakonsep itu sama sekali tidak benar.
Tidak lengkap jika hanya warga kotanya dapat menggunakan gadget, internet saja, tanpa partisipasi dari warga yang dapat akses itu untuk ikut berperan serta dalam kebijakan pemerintahan. Dalam hal ini peran pemerintah untuk membuat kebijakan yang serba e,misalnya e-commerce, e-budgeting, e-pajak, akan mempermudah masyarakat dalam akses dan akhirnya warga juga berperan untuk memberikan dukungan atau feedback atau input atau rekomendasi tentang kebijakan yang dibuat oleh pemerintah setempat.
Bukan hanya soal teknologi saja, ada aspek penting lain seperti ekonomi, sosial, pengelolaan lingkungan yang menjadi parameter dalam penentuan kota cerdas.
Dalam bidang ekonomi:
Kota yang cerdas dalam bidang ekonomi akan menggali potensinya kotanya dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pusat turis, pendidikan , industri, sumber daya.Sebagai contoh:
Kota Pontianak: Menjadi kota cerdas kelola potensi ekonominya. Tak memiliki sumber daya alam seperti daerah lainnya. Lokasinya terletak di pinggi Sungai Kapus. Namun, berkat kecerdasan mengelola potensi ekonomi yang anak,yaitu mempermudah mengurus surat izin usaha disebut BP2T (Badan Peralayanan Perizinan Terapadu), urusan menjadi gampang dan tidak makan waktu lama. Bahkan banyak pedangang mampir ke kota Pondianaka yang dijadikan persinggahan para pebisnis baik dari dalam negeri maupun luar negeri, termasuk investor Singapore.
Dalam Bidangturis:
Kota Banjarmasin:MemilikiMenara Pandang di taman tepian Sungai Martapura di tengah kota Banjarmasin, menjadi salah satu ikon wisata sungai di kota itu. Bangunan yang selesai dibangun Pemerintah Kota Banjarmasin pada 2014 menjadi tempat bersantai warga untuk menikmati panorama kota dan sungai.
Dalam Bidang pendidikan:
Kota Singkawang:Menjadi kota cerdas karena tak lepas dari sumber daya manusianya.Pemerintah Singakawang memberikan prioritas program pendidikan, karena hanya dengan pendidikan yang baik warga menjadi lebih kreatif.Dialokasikan dana APBD sebesar20 persen sekitar RP.100 miliar per tahun untuk pendidikan. Rakyat merasakan betapa nyamannya mereka memiliki sekolah yang hanya tinggal berjalan kaki saja, dari dulunya yang jumlah sekolah sangat terbatas.
Dalam bidang kreasi warga:
Kota Pekalongan: Menjadi kota cerdasterkenal dengan batiknya.Kreasi warga Pekalonganyang tak dapat dipisahkan . Di setiap warga kota yang tinggal di pesisir pantai utara Jawa Tengah itu ditemui penjual kain atau pakaian batik dengan aneka model.Pada 1 Dsember 2014, Kota Pekalongan telah ditetapkan oleh Unesco sebagai kota Kreatif Dunia oleh Unesco , merupakan jejaring Unesco World Creative Cities untuk kategori kerajinan dan kesenian rakyat.
Dalam Bidang Sumber Daya:
Kota Banjarbaru:Terletak di Kalimatan Selatan, yang baru lahir pada tahun 1999, tetapi kota yang tertata rapi dengan arsitektur Belanda bernama Van der Pijl, memiliki daya saing yang kuat karena kota ini memang mempunyai visi agar warga yang beragam itu mempunyai kesempatan untuk belajar dan memanfaatkan teknologi secara cerdas .Semuanya baik itu pelayanan maupun sosialisasi sangat terpelihara baik.
Dalam Bidang Pengelolaan Lingkungan:
Kota Banda Aceh:Dihantam oleh tsunami bukanlah merupakan akhir dari sebuah kota. Dengan kearifan lokal , Aceh mengembangkan kotanya dengan mempergunakan sanitasi sebagai kunci keamanan.Limbah pupuh dari limbah manusia diolah sehingga kering dan tidak berbau lagi. Instalasi yang digunakan berjarak 3 kilometer ke arah provinsi Aceh dibangun kembali dengan sistem pengelolaan limbah terbuka dengan bantuan Japan Internasional Cooperation Agency . Instalasi dikembangkan dengan sistem tertutup dengan bantuan PBB untuk anak anak Unicef tahun 2007.Pekerja mengambil pupuk dari lumpur tinja di Instalasi pengelolaan lumpur, lalu di proses dan akhirnya menjadi pupuk.Pupuk itu dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.Inilah nilai tambah dan meminimalkan dampak pencemaran lingkungan hidup.
Kota mana saja yangmenjadi peserta dari Indeks Kota Cerdas Indonesia (ICT)?
Ada Tiga kategori yang masuk dalam ukuran kota cerdas.
10 kota besar dengan ukuran penduduknya 1 juta jiwa (lihat terlampir) :
[caption id="attachment_413062" align="aligncenter" width="504" caption="Dokumen Pribadi"][/caption]
40 kota kecil dengan ukuran penduduknya >200 ribu sampai 1 juta jiwa (terlampir):
[caption id="attachment_413063" align="aligncenter" width="504" caption="Dokumen Pribadi"]
[/caption]
43 kota kecil dengan ukuran penduduknya <200 ribu jiwa (terlampir):
[caption id="attachment_413065" align="aligncenter" width="504" caption="Dokumen Pribadi"]
[/caption]
Bagaimana proses tahapan dari seleksipesertai ICT?
- Pemilihan Kota
- Penentuan Indikator
- Pengisian kuestioner kota secara online
- Perhitungan dan Peringkat
- Survey 15 kota
- Perhitungan dan penentuan 15 kota
Semuanya diatas akan dilakukan dengan cara assemen atau penilaian oleh masyarakat dan validasi data.
Bagaimana tahap penentuan pemenang ICT?
- Penentuan indikator
- Proses seleksi 93 kota menjadi 15 kota
-3 kota kecil
-3 kota menengah
-3 kota besar
- Survei 15 kota
- Penghitungan indeks dan penentuan peringkat
- Pemberian penghargaan kepada Pemenang ICTI 2015 pada tanggal 10 August 2015
Peran PGN dalam smart city
Salah satu faktor dan elemen terpenting dari smart city adalah smart energy yang digunakan oleh kota itu.Jika ada kota yang memang mempunyai plan energi yang sangat cerdas yaitu mudah dijangkau/diakses, didapatkan, dibeli dengan harga yang terjangkau, ramah lingkungan, maka pilihan utamanya adalah energi gas. Kenapa?Sebagaimana kita ketahui, energi minyak bumi akan habis, jika impor akan menghabiskan keuangan negara,sangat polusi, diperlukan energi alternatif pengganti yang sangat cerdas yaituGas.
Itulah sebabnya,kota-kota atau daerah-daerah yang mempunyai plan energi dan tata ruang yang sangat baik, serta punya potensi energi gas, harus memulai menggunakan smart energi gas.Pilihan energi yang yang tepat, waktu yang tepat dan tempat yang tepat.
[caption id="attachment_413066" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen Pribadi"]
[/caption]
[caption id="attachment_413067" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen Pribad"]
[/caption]
[caption id="attachment_413068" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen Pribadi"]
[/caption]
[caption id="attachment_413069" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen Pribadi"]
[/caption]