Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Gaya Hidup Sehat: Merawat Gigi sejak Kecil

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1419929242564080238

“Mah!” teriak si kecil.Siang itu anakku pulang sekolah dengan teriakannya yang sangat kencang sepulang dari sekolah.Tak seperti biasanya dia berteriak-teriak.

Terkejut diriku karena mendengar teriakannya.Segera aku berlari untuk menemuinya.Secepatnya anakku mengeluarkan sebuah surat dari dalam tas sekolahnya.

Begitu menerima surat itu, mukaku berseri-seri.Surat dari sekolah yang menyatakan bahwa anakku bebas program rawat gigi di UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) selama setahun.Saat itu anakku duduk di kelas IISD.Setiap dua – tiga bulan sekalitiap anak diharuskan untuk diperiksa giginya di UKS. Jika diperiksa ditemukan gigi yang lubang, sakit , maka dokter gigi sekolah akan memberikan surat rujukan kepada klinik gigi untuk perawatan selanjutnya.

“Senang dech aku tak perlu datang ke klinik”, kata anakku.“Nach, Dina baru sadar khan manfaat dari rajin sikat gigi dua kali sehari”, kataku kepadanya.

Lalu, kami tertawa dan senyum cerah karena membayangkan masa-masa sulit dimana Dina selalu menolak untuk sikat gigi waktu berumur 2-3 tahun.Hampir tiap hari aku harus membujuknya dan mengatakan bahwa gigi itu perlu dirawat.Lalu, kubelikan sikat gigi yang sangat lucu, ada gambarMicky, kesayangannya.Bukan hanya sikat, tetapi juga odol pun kupilih yang enak rasanya, seperti strawberry.Masih juga dia merasa tak nyaman untuk sikat gigi sendiri.

Terpaksa, kuajarkan dengan memperagakan sikat gigi di depannya cara menyikat yang benar.Dicobanya sendiri. Tetapi hasilnya belum memuaskan.Sesekali, aku terpaksa harus menyikatkan untuknya.

Menyikat dua kali sehari, pada pagi hari setelah makan pagi, dan malam hari setelah makan malam. Jika diaberalasan mengantuk, kuingatkan bahwa tidak boleh membiarkan kuman tidur bersama dirinya.

Tak lupa kuberikan edukasi tentang bahayanya sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi.Sisa itu jika tak digosok akan menimbulkan plak pada permukaan gigi.Plak juga mengandung berbagai jenis bakteri.Lama kelamaan plak itu menjadi akan menjadi lubang di gigi.Gigi yang berlubang jika tidak ditambal di dokter gigi akan sakit. Sakit gigi itu jika tak diobati menimbulkan berbagai penyakit seperti karies, dan berbagai penyakit kronis lainnya.

Edukasi cara menggosok gigi yang benar kuberikan dengan memperlihatkan buku-buku dengan gambar yang jelas dan mudah dimengerti bahayanya.Saat melihat gambar kuman yang dilukiskan sepertibuah dengan taring dan kepala yang menakutkan.Rasa takut itu menimbulkan dirinya untukmau sikat gigi.“Lihat, ini mamah tak punya gigi lagi (gigi yang ompong), karena tak rajin sikat gigi, semua berlubang, ada yang lubangnya besar, harus dicabut dan punya gigi lagi!”

Sejak itu anakku makin rajin sikat gigi. Selain sikat gigi,giginya kubersihkan dengan dental floss atau benang gigi.Gunanya untuk menghilangkan sisa gigi,yang tak bisa dihilangkan dengan sikat gigi. Enam bulan sekali, anakku kuajak untuk ke dokter gigi.Lubang kecil segera ditambal dan sering diajarkan oleh dokter gigi cara sikat gigi yang benar.

Sambil menunggu diperiksa oleh dokter gigi, aku dan anakku membaca 3 tips .

Tips pertama : Jenis gigi

[caption id="attachment_387219" align="aligncenter" width="600" caption="Dokumen Pribadi"][/caption]

Gigi Seri:  Bagian depan atas dan bawah. Jumlah gigi seri 8, 4 buah di atas dan 4 buah di terletak di bagian bawah. Fungsi memotong makanan.

Gigi Taring:   Di Bagian tepi antar gigi seri dan geraham. Jumlah ada 4 buah. 2  sisi kanan dan 2  sisi kiri , gigi seri atas dan 2 lagi sisi kanan dan kiri seri bawah.  Berfungsi mengoyak makanan

Gigi  Geraham:  Di bagian dalam, belakang, daging pipi.  2 Jenis :  Geraham depan dan geraham belakang. Berjumlah 4 buah, masing-masing terletak di sebelah gigi taring , gigi geraham 16 buah, 8 di bawah dan 8 di atas, letaknya dalam mulut. Setelah gigi geraham depan. Fungsi mengunyah makanan.

Tips kedua:  Sikat Gigi

[caption id="attachment_387220" align="aligncenter" width="600" caption="Dokumen Pribadi"]

14199292911940130388

[/caption]

1. Gantilah Sikat Gigi setiap 3 bulan sekali.

2. Ganti Sikat Gigi setelah anda sembuh dari sakit.

3. Sikat gigi tidak boleh  digunakan secara bersama-sama.

4. Bulu Sikat gigi akan mekar setiap 3 bulan dan tidak efektif untuk menyikat gigi.

4. Sikat Gigi anak akan mekar setiap bulan, gantilah dengan yang baru.

Tips ketiga:  Cara menyikat gigi

[caption id="attachment_387221" align="aligncenter" width="600" caption="Dokumen Pribadi"]

1419929332633641285

[/caption]

Ada peragaan gigi palsudi dokter gigi. Lalu dokter gigi memperagakan dengan sederhana:


  1. Gerakan Vertikal:Gerakan yang dilakukan dengan menggosok gigi ke atas ke bawah dan keadaan rahang atas maupun bawah tertutup.Gerakan vertikal ini untuk permukaan gigi yang mengarah ke pipi.Sementara gerakan gigi yang mengarah ke lidah dan langit-langit, gerakan menggosok adalah ke atas ke bawah dengan keadaan mulut terbuka
  2. Gerakan horizontal:Gerakan dilakukan dengan menggosok gigi ke arah depan dan belakang yang dilakukan dari permukaan bukal dan lingual
  3. Gerakan Roll Teknik :Gerakan sederhana, mampu menjangkau seluruh bagian mulut. Bulu sikat gigi diposisikan di permukan gusi dan gerakan secara perlahat lewat permukaan gusi.

[caption id="attachment_387222" align="aligncenter" width="600" caption="Dokumen Pribadi"]

14199293661652149913

[/caption]

Dampak seorang anak yang rajin menggosok gigi,giginya sehat dan jarang sekali mengeluh sakit. Tanpa sosialisasi apa pun, teman-temannya sering bertanya kepadanya apa resep kesehatan gigi.“Kamu harus rajin sikat gigi dua kali sehari pada pagi setelah makan dan malam setelah makan”, kata anak saya kepada temannya.

Sosialisasi antar teman lebih mudah dilakukan apalagi buat ABG (anak baru gede).Apabila seseorang berhasil mempengaruhi teman, maka teman yang lain pun mengikutinya.

Sekolah sering juga mengundang dokter gigi yang memberikan sosialisasi tentang kesehatan gigi.

Kesehatan gigi secara nasional:

Akhir bulan November 2014,kita sering sekali mendengar di mediabaik itu media cetak maupun televisi, kata-kata “Kartu Indonesia Sehat”.Untuk apa Kartu Indonesia Sehat?Mengapa ada Kartu Indonesia Sehat.Sebagian besar tentunya hanya mengenalnya sebagai salah satu program pemerintah Baru .Bagi mereka yang belum mengetahui , sebenarnyaKartu Indonesia Sehat itu adalah salah satu grand design dari MDG.

Apa itu MDG?

Dalam mencapai sasaran pembangunan milenium (milenium development goals), yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pemerintah Indonesiatahun 2015, dicanangkan slogan “Indonesia Sehat 2015”.

PencananganIndonesia Sehat 2015, ada 9 elemen kebijakan untuk menciptakan Indonesia Sehat.Salah satunya adalah perbaikan kehidupan lingkungan manusia dan memperbaiki kesehatan dan kehidupannya.

Memperbaiki kesehatan, harus dimulai dari keluarga.Keluarga didukung oleh program pemerintah serta instansi Kementrian Kesehatan, organisasi, perusahaan , praktisi kesehatan. Diharapkan partisipasinya untuk mendukung dan menyukseksan Indonesia Sehat 2015.

Salah satu dari perusahaan yang sangat “concern” dengan keberlangsungan dunia dalam perubahan sumber-sumber , yaitu Unilever.Unilever memilki misi dan visi yang sangat panjang untuk tahun 2020 demi terciptanya dunia sebagai tempat hidup yang sangat layak walaupun terjadi perubahan.

Satu dari misinya adalah program “Lifebuoy handwashing program mencapai 183 juta, purifeit dengan menyediakan minuman bersih kepada 55 juta, air, sanitasi, dan kebersihan yang saling terkait satu sama lainnya, termasuk kesehatan gigi yang sangat penting bagi kesehatan tubuh kita.

Sehat gigiku, sehat badanku, sehat bangsaku, bukan hanya slogan semata saja. Lakukanlah mulai dari keluarga kecil kita, dan terciptalah bangsa yang sehat dan mudah untuk menggapai lingkungan yang sehat.

Sumber referensi:

https://www.academia.edu/6461079/VISI_INDONESIA_SEHAT_2015

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/manfaat-gigi-sehat-bagi-anak-anak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline