Lihat ke Halaman Asli

Kecurangan Baku via PDIP

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14048177091876691223

Ini merupakan pengalaman saya dibeberapa Pilkada yang diikuti oleh PDIP, saya adalah bagian dari PDIP  yang belum lama ini saya mengundurkan diri bersama teman-teman dari kelompok yang akan memenangkan Jokowi sebagai Presiden.

1. Politik Uang, ada beberapa cara yang sering dilakukan antara lain :


  • H-3,H-2 dan H-1 sebelum melakukan pencoblosan, para tim dari PDIP akan turun ke masyarakat bawah membagikan uang.
  • Pada saat hari pencoblosan, akan ada beberapa orang yang akan membagikan Kartu Capres mereka dan diselipkan uang 50 ribu sampai 100 ribu di sekitar TPS.
  • Mereka telah mendata para saksi Calon lain . KKPS dan akan disambangi H-1 sebelum pencoblosan.
  • Mendekati para penyelenggara KPU , akan ada beberapa orang anggota KPU yang bagian dari mereka.
  • Akan ada beberapa anggota kepolisian pengaman di setiap TPS yang merupakan orang mereka, mereka sudah mendata siapa-siapa anggota polisi yang akan bertugas di TPS.
  • Kotak Suara yang bermukim di setiap kantor kecamatan, kantor desa harap diperhatikan segelnya atau surat suara akan banyak yang tercoblos. Ini sudah melalui pendekatan oleh mereka dengan membayar aparat kecamatan dan aparat desa.


2. Intimidasi


  • Akan ada beberapa orang yang sudah dibayar untuk mengintimidasi rumah-rumah warga/masyarakat yang sudah duluan didata sebelumnya.
  • Intimidasi juga akan dilakukan secara berlapis , biasanya mereka membuat 3 lapis radius 20 meter,50 meter dan 100 meter dari TPS untuk melakukan intimidasi terhadap masyarakat yang akan memilih. Target mereka adalah Ibu-ibu, orang tua dan gadis remaja. Setiap radius tersebut mereka memasang 4 orang untuk melakukan intimidasi.
  • Intimidasi juga dilakukan disekitar TPS, biasanya mereka berkelompok atau menyebar sekitar TPS. Perkiraannya ada sekitar 10-15 orang , bisa juga lebih. Mereka akan teriak untuk memilih calon mereka atau dengan menunjukkan icon calon mereka.
  • Melalui fasilitas negara seperti Listrik, mereka akan melakukan pemadaman H-1 didaerah-daerah strategis pemilih apalagi yang kepala daerahnya dari PDIP. Ini dilakukan untuk sebagai tekanan psikologi kepada masyarakat dan melakukan pekerjaan kotak suara di desa-desa.
  • H-1 akan terjadi kerusuhan, bisa juga terjadi pembunuhan sebagai psikologi kepada masyarakat oleh sekelompok maupun seorang dan disitu sudah disiapkan siapa yang menjadi korban.
  • Seperti poin 1 diatas, saya telah membicarakan KPPS  maka terjadi intimidasi oleh pihak KPPS kepada masyarakat pemilih pada saat memberikan surat suara kepada masyarakat yang mau mencoblos, cara dilakukan dengan menunjukkan icon calon tersebut. Hal ini juga kadang dilakukan oleh pihak keamanan yang bertugas di TPS tersebut.


3. Perubahan data suara , hal ini harus sangat diperhatikan. Karena menjadi poin yang sering mereka lakukan di beberapa tingkat.


  • Perhatikan surat suara yang akan dicoblos(baca poin 1 diatas tentang aparat desa dan kecamatan).
  • Manipulasi Form C1 kwk, cara ini sering dilakukan dengan Scan Form C1 Kwk sebelum diisi , mereka dapatkan dari KPU. Jika perolehan suara mereka tidak mencapai atau mencapai cara ini pasti dilakukan dengan memberi uang kepada saksi paket lawan untuk mendapatkan form C1 kwk asli milik lawan,FormC1 kwk tersebut akan di buang atau dibakar dan menggantikan dengan Form C1 Kwk hasil Scan yang sudah diisi.
  • Memanipulasi Surat Suara yang tidak dicoblos atau pemilih tidak hadir ataupun 2% surat suara yang telah disiapkan. Ini berhubungan dengan isian yang ada pada Form C1 Kwk, dimana isian didalamnya berupa jumlah perolehan suara ,masing-masing calon, berapa yang hadir,berapa surat suara yang rusak. Isian ini dilakukan pada saat perhitungan suara di TPS , sandingkan dengan perhitungan lidi atau garis perolehan jumlah suara yang ditampilkan pada saat pembacaan suarat suara Form C2 Plano, itu akan menjadi pembanding atau acuan pada Form C1 Kwk.
  • Perhatikan DPT yang hadir, biasanya ditampilkan atau ditempel di TPS siapa saja yang memilih dan berapa yang memilih. Ini supaya para saksi atau pendukung bisa melihat berapa yang mengikuti pencoblosan dan supaya surat suara yang tidak terpakai atau persiapan surat suara sebesar 2% tidak digunakan. Ini menjadi modus yang sering digunakan oleh mereka.
  • Setelah perhitungan dari TPS , maka akan ada Pleno desa ini yang menjadi sasaran mereka untuk memanipulasi seperti beberapa poin diatas. Sebelum melakukan pleno ke Kecamatan hal ini dilakukan duluan, nanti di kabupaten atau Provinsi hanya membacakan hasil dari desa atau kecamatan. Harap perhatikan dan kawal para saksi , karena politik uang atau transaksi akan dilakukan di rumah atau ditempat yang sudah dijanjikan. Tapi jangan lupa KPPS dan Panwaslu juga, karena mereka merupakan target oleh oknum PDIP.
  • Pada saat Pleno di Desa harap perhatikan Form C2 Plano untuk disandingkan dengan Form C1 Kwk yang ada didalam peti suara, jangan lupa perhatikan kunci kotak suara harus tersegel dan dibuka pada saat Pleno.


4. Opini.


  • Mengadakan korban dari pihak mereka sendiri, untuk membangun opini seolah-olah terzolimi.
  • Di Tps seperti biasa ada beberapa orang yang akan membuat keributan seperti kejadian di Hongkong. Itu telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Beberapa media partisan dan wartawan sudah siap ditempat tersebut.
  • Menyebarkan selebaran provokasi, untuk membuat opini bahwa dan menggiring masyarakat. Selebaran ini juga bersifat intimidasi, seperti dilakukan  oleh PDIP saat Munas PDIP untuk memilih Megawati sebagai Ketua Umum PDIP dimotori oleh L.B Moerdani melalui Agum Gumelar dan Hendropriyono.
  • Sebelum dan sesudah pencoblosan , akan ada kelompok mereka yang akan melakukan konvoi, arak-arakan di jalan dengan teriak-teriak mereka menang, hal ini untuk membangun opini pertama kepada masyarakat untuk dilanjutkan permainan mereka pada saat Pleno tingkat desa maupun kecamatan atau kabupaten. Inilah yang akan mereka lakukan , maka itu keluar pernyataan dari mereka ""YANG BISA KALAHKAN JOKOWI HANYA KECURANGAN".
  • Mereka akan membangun opini melalui media online dan media televisi,radio, surat kabar partisan ataupun lewat BBM,SMS  dan beberapa media sosial seperti FP, Facebook, Tweeter, Citizen jurnalis Kompasiana, Kaskus. Ini seperti dilakukan pada saat orde lama oleh PKI untuk menekan Soekarno dan Pemerintah saat itu, sebagai alasan dimana bisa melakukan kekacauan jika mereka kalah. Kekacauan akan mereka mulai dari indonesia timur, karena disana hanya mendengar , membaca  dan menonton dari media diatas tersebut.
  • Selebaran dan buku juga akan dimulai dari gereja-gereja, masjid pendukung mereka , untuk tidak memilih lawan mereka.


Untuk beberapa hal diatas untuk diperhatikan supaya Pemilu ini berjalan sesuai etika demokrasi bangsa ini. Hal-hal saya kemukakan adalah yang akan mereka lakukan , karena saya sebagai mantan dari bagian mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline