Lihat ke Halaman Asli

Bab 12: Sahabat Baru (I Always Need You)

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hard time don’t last forever

but true friends do…

I’ll always be there

for anything you need…

Even it’s just someone to listen…


Sudah sebulan aku tinggal di pesantren ini. Porseka yang melelahkan sudah berakhir. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas sudah efektif. Ketika Porseka, kegiatan belajar dan mengajar hanya sampai Dzuhur saja, tapi sekarang samapai pukul setengah tiga sore.

Hari ini adalah adalah hari Selasa. Santri Tsanawiyah memakai seragam putih-biru, sedangkan Aliyah memakai seragam putih-abu-abu. Sehabis shalat Sbubuh aku langsung mandi, memakai seragam putih-biru, merapikan buku untuk pelajaran hari ini, dan sarapan. Lauk di mat’am pagi ini adalah tahu saus kacang. Aku tidak suka tahu, tapi aku suka saus kacangnya. Daripada aku kelaparan, lebih baik aku makan.

Di kelas, aku duduk sebangku dengan Firhan. Dia memiliki tubuh yang kecil, rambut seperti Vidi Aldiano, dan bermata bulat. Tingkah lakunya sangat lucu, hampir semua orang bisa dibuat tertawa, tapi dia sangat pintar. Dia dapat menyelesaikan soal bilangan bulat lima menit lebih cepat dariku. Dia juga pintar berbahasa Arab karena dia belajar di Madrasah Ibtidaiyah pesantren ini. Dia juga anak ustad di sini jadi pantas saja kalau dia pintar. Dialah yang akan menjadi sahabatku.

“Put, turid ila syirkah?” ajaknya.

Ana muflis”

La ba’ sa, a’la hisabi”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline