Lihat ke Halaman Asli

11 Kopassus Dikorbankan Demi Citra KSAD

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Benarkah pelaku penyerangan Lapas Cebongan adalah 11 anggota Grup 2 Kopassus??? Hanya Tuhan dan pelaku sebenarnya yang tahu siapa pelaku penyerangan dan bagaimana kronologi kejadian sesungguhnya.

Hampir semua media baik cetak maupun elektronik mengabarkan bahwa pelaku penyerangan adalah 11 anggota Grup 2 Kopassus yang dengan jiwa ksatria mengakui perbuatannya. Tidak salah memang kalau media memberitakan pelaku penyerangan adalah oknum Kopassus, toh mereka mendapatkan infonya langsung dari Mabes TNI AD. Tapi bagi saya ada beberapa kejanggalan dalam peristiwa pengungkapan pelaku penyerangan yang dilakukan oleh Tim Investigasi bentukan TNI AD.

Karena Indonesia adalah negara demokrasi yang mempersilahkan rakyatnya untuk menyampaikan pendapatnya, maka saya akan menyampaikan pendapat saya perihal kejanggalan pengungkapan pelaku penyerangan Lapas Cebongan yang dilakukan oleh Tim Investigasi TNI AD.

Pertama, Kenapa TNI AD membentuk Tim Investigasi???

Tim Investigasi untuk mengungkap Kasus Cebongan ada 3, dari pihak Komnas HAM, Polri dan TNI AD. Komnas HAM membentuk Tim Investigasi karena mereka beralasan bahwa kejadian tersebut masuk dalam pelanggaran HAM. Ok, alasan Komnas HAM bisa diterima. Polri membentuk Tim Investigasi karena ini adalah masalah kejahatan dan melanggar hukum sehingga Polri sebagai aparat penegak hukum berkewajiban mengungkap siapa pelaku dan menangkapnya. Sedangkan TNI AD apa alasannya membentuk Tim Investigasi???

Alasan yang dikeluarkan oleh Mabes TNI AD adalah peristiwa penyerangan terjadi begitu cepat dan dilakukan oleh pasukan terlatih. Selain itu, korban adalah para pelaku pengeroyokan Sertu Heri Santosa yang merupakan anggota Kopassus, jadi mereka berkesimpulan bahwa pelakunya adalah anggota Kopassus yang merupakan pasukan elite di bawah naungan TNI AD sehingga Mabes TNI AD berkewajiban membentuk Tim Investigasi.

Dari sinilah kejanggalan dimulai, Kenapa tidak Mabes TNI yang membentuk Tim Investigasi??? Ya, kalau pelakunya benar Kopassus, kalau bukan melainkan dari matra lain, mungkin dari pasukan elit TNI AL atau pasukan elit TNI AU. Kita ketahui bahwasanya di Jogja ada Pangkalan TNI AU dan mereka mempunyai pasukan elit yang bernama Paskhas dengan kemampuan tempur khusus layaknya Kopassus, prajurit yang memiliki kemampuan dan ketrampilan khusus guna melakukan operasi terhadap sasaran yang bersifat strategi terpilih.

Dimulai dari pmbentukan Tim Investigasi terlihat bahwasanya Panglima TNI kalah superiornya dibanding KSAD. Seharusnya Mabes TNI yang membentuk Tim Investigasi, bukan TNI AD. Muncul kecurigaan saya, pembentukan Tim Investigasi oleh KSAD mengandung unsur pencitraan. Kita ketahui bersama KSAD akan pensiun pada 5 Mei 2013. Saya mempunyai dugaan setelah pensiun dari jabatan KSAD, Jenderal TNI Pramono Edi Wibowo akan terjun ke dunia politik melalui partai yang saat ini dipimpin oleh kakak iparnya sendiri.

Partai berlambang Mersi ini sempat kisruh karena banyak kadernya menjadi tersangka korupsi, bahkan sang ketua umumnya sehingga partai Demokrat tidak lagi mempunyai ketua umum. Selain itu tidak ada figur di partai untuk dijadikan ketua umum yang mengakibatkan SBY harus turun tangan menjadi ketua umum. Satu lagi, tidak adanya figur yang bisa dicalonkan menjadi Presiden di Pilpres 2014 mendatang karena SBY sudah 2 periode.

Apabila Ani Yudhoyono maju menjadi Capres jelas dia kalah jauh dibandingkan capres lainnya, seperti Prabowo, Yusuf Kalla, Wiranto, Abu Rizal Bakrie. Tidak mungkin mengusung “Sang Pangeran” Edi Baskoro Yudhoyono, dia masih terlalu ingusan untuk maju Capres. Mau tidak mau Pramono lah yang akan diajukan menjadi Capres pada 2014 mendatang karena dia bisa menjadi figur tersendiri yang belum terkena “noda kotor” politik.

Sayangnya Jenderal Pramono belum mempunyai nama “harum”. Setelah kejadian Lapas Cebongan dengan terungkapnya pelaku penyerangan oleh Tim Investigasi bentukan KSAD maka secara otomatis Pramono mendapatkan apresiasi tersendiri, selain itu dia juga mendapat simpati dan citra baik dari rakyat.

Dugaan saya semakin kuat setelah kemunculan komentar-komentar di beberapa tautan di FB, bunyi komentarnya begini:

"Apapun alasannya,jiwa korsa lebih penting, kehormatan adalah segala2nya. Kami seluruh TNI adalah pelakunya, karena kami merasa nyawa 1 Orang Kopassus lebih berharga dari 1000 Preman.Tidak hanya sampai di sini kami nyatakan perang sama Preman, dan kami berjanji akan bersihkan Republik ini dari Premanisme, karena kami merasa Lebih baik menjadi Preman, jika bersalah ada yang membela ketimbang menjadi TNI tidak ada yang membela. Anda yang merasa preman berhati2lah, hentikan semua kegiatan anda mulai hari ini, putusan hari ini bukanlah membuat kami jenuh tetapi justru membuat kami beringas. Jika di dalam Penjara aja anda bisa terbunuh apa lagi di luar yang nota benenya anda tidak dijaga.

Pemimpin sekarang Lebih mengutamakan jabatan ketimbang Corp, jiwa korsa, apalagi anak buah. Mungkin hanya Jenderal Soedirman yang berkata "Tempat yang paling aman adalah di tengah anak buah" dan begitu perhatian dan berjuang Demi anak buahnya. Keputusan KASAD membuat kami lemas, kemana kebanggaan kami, kemana harga diri kami, kemana jiwa korsa kami? Apakah kami harus takut sama preman?

Percuma kami berlatih, kami dituntut Sabuk Hitam, menembak harus bagus, ketika yang kami sentuh Preman maka kami dipenjara? Percuma kami berlatih,jika menghadapi preman aja kami harus mengalah bahkan kami mati sia2 di tangan preman. Tidak kami tidak mau mati sia2 apalagi dί tangan preman. Kami akan berjuang membasmi Preman dαπ menciptakan Indonesia Bebas premanisme.

Kami TNI saat ini tersakiti, kami tidak mau teman2 kami tersakiti, jika teman2 kami diadili karena Preman maka ini awal Kudeta yang sebenarnya."

Dari pernyataan di atas terdapat kalimat “Keputusan KASAD membuat kami lemas, kemana kebanggaan kami, kemana harga diri kami, kemana jiwa korsa kami?” menunjukan kekecewaan prajurit TNI khususnya Kopassus atas keputusan KSAD membentuk Tim Investigasi guna mengungkap pelaku penyerangan dan setelah terungkap maka nama KSAD akan harum di mata rakyat serta tokoh-tokoh penting di negara ini yang mendukung reformasi dan keterbukaan TNI karena berani melakukan terobosan yang belum pernah dilakukan oleh pemimpin TNI sebelumnya.

Selain itu, tambah yakin lagi kalau ini memang rekayasa untuk mengangkat nama seseorang setelah membaca artikel milik akun Muslihudin El Hasanudin, potongan artikel yang menunjukan kekecewaan prajurit atas sikap KSAD:

“Kami di paksa mengaku“

Kita di korbankan demi jabatan kawan,.

Kami sedih,,,,mulai sekarang roh BARET MERAH sudah tiada.

Kau boleh bangga tapi kami kcewa,,,sampai2 demi jabatan, kami sampai di korbankannnnnn

Biar kalian tau aja,kami di paksa dan dikorbankan demi jabatan.

Utk interen,kami semuanya kcewa,

Hari ini kasad mengumpulkan seleuruh pamen,dan pati seluruh indonesia di balai komando cijantung. cijantung.

Jiwa dan hati kami hancur,,,,,,,kami kcewa sama KASAD yg nota bene bapak kami malah mengecewakan kamiiiiiiiiiii,,,,

Demi namanya bersih, karna suatu saat mau duduk di partai, dia mengorbankan anggotanya.

Itu analisa dan dugaan  saya terhadap kasus Cebongan. Bagaimana dengan para kompasioner??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline