Lihat ke Halaman Asli

Haniffa Iffa

Penulis dan Editor

Ilalang pun Menangis

Diperbarui: 14 Juli 2023   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari dokumentasi pribadi

Cinta tak menyadari kedalamannya, sampai ada saat perpisahan. -Khalil Gibran


 "Mbahmu iku seneng ayat kursi, kirimono ayat kursi." dawuh Mbah Kung.

Cinta Mbah Kung begitu besar kepada Mbah Uti. Ahh, bagaimana rasanya dicintai seperti itu..

_________
Hari ini, delapan tahun yang lalu, ingatan itu masih tampak begitu nyata..

Dinginnya embun menusuk hingga ke ruas-ruas rusuk. Ilalang pun menangis, seolah merekam duka yang tiada habisnya..

Pagi itu, mataku tertuju pada mawar dan kenanga yang menghiasi gundukan tanah. Bunga indah itu menjelma menjadi air mata..

Tak peduli sesiap apapun, perpisahan selalu begitu menyakitkan, lalu bagaimana jika tiada persiapan sedikitpun?

Mbah Uti meninggalkan kami begitu tiba-tiba. Siang itu, aku masih berpamitan menuju kota perantauan. Waktu senja membawanya pergi dan tak pernah kembali lagi..

Sejak saat itu, aku berusaha menghargai setiap momen bersama siapapun. Terlebih kepada orang-orang yang ku cintai dan mencintaiku..

Seringkali ada rasa takut, bagaimana jika tiada hari esok? Rasanya, aku ingin membawa orang-orang yang ku cintai selalu bersamaku. Merangkai setiap cerita, setiap detik bersama..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline