Satu jam saja, izinkan aku mermumu dalam senja.
Ah, sepertinya itu tak cukup.
Sungguh, rasanya ingin kupenggal dentingan waktu yang berbunyi tiap waktunya di sudut ruangan kerjaku.
***
Tik.. Tak.. Tik.. Tak.. Dentingnya seirama detak jantungku Dan dalam bingkai waktu, aku hanya bisa duduk terpaku. Duhai senja, merapatlah sejenak Hingga mampu kuraba rasamu untuk kuramu..
***
Wahai senja, mengapa tak kau rebahkan hatimu padaku?
Biarlah aku menunggu hingga akhir waktu
Hingga tak ada satu helaipun emas mahkotaku
Lalu, pertanda apakah ini?
***