Lihat ke Halaman Asli

Sepucuk Surat Lusuh (ECR 2#30)

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit masih saja menangis mengundang rinai hujan berjatuhan di pagi buta, kokok ayam salingbersahutan dari dalam biliknya. Pagi buta sepasang mata duduk diatas loteng mengamati sebuah bangunan yang masih sepi hanya terlihat beberapa lempu yang masih menyala. Sesaat tangan milik Acik memegang lembut bahu Kembang, sontak Kembang menolah sambil tersenyum simpul. “Hey, sudah bangun…??” ujar Kembang sambil tersenyum

“Sudah doongggg…..ngelamun pagi-pagi bisa buat ayam satu desa mati semua lo kecuali…….” Sambil cengar-cengir Acik langsung diam dan tertawa

“Kecuali punya Kang inin….cieeeeeeeeeee,pagi-pagi dah kasraman upz, kasmaran hehehe”

“Impas berarti, kau ngelamun aku kasmaran hehehe”

Entah tiba-tiba pikiran Kembang melayang ke sosok Repotrer yang pernah membuat hatinya mabuk kepayang. Dari loteng sesekali ia melihat bangunan Rangkat tv berharap ia melihat sosok Reporter keluar dari balik daun pintu itu. Acik masih saja tersipu malu mengumbar kisah kasih asmaranya dengan Kang inin, “alon-laon seng penting klakon” itu sms Kang inin yang selalu ia pandangi setiap jelang dan bangun dari tidur. Tak lama setelah mereka berdua berbincang sambil menikmati gerimis di pagi buta, Acik pamit pulang karena Mbak asih sendirian di rumah.

Pagi hari studio Rangkat TV

Mas rizal “reporter” duduk di meja kerjanya masih dengan balutan kostum tidur sedang asik melihat beberapa pendaftar untuk menjadi presenter dan pengisi acara di beberapa acara baru di Rangkat tv. Sejak ditinggal patnernya Mas rizal seorang diri membenahi stasiun rangkat tv, maka dari itu ia membuka pendaftaran untuk bergabung dan meramaikan Rangkat tv. Setelah melihat dan menghubungi para pendaftar untuk mengikuti wawancara, tiba-tiba mata Mas rizal melihat satu amplop putih dan dengan sigap ia mengambil dan membukanya. Ternyata amplop tersebut berisi selembaran tulisan apa adanya dengan menggunakan pensil.

Buat Mas reporter

Mas, masih dibuka lowongan to kerja di Rangkat tipi???Boleh dong daftarrrrrrr……plizzzzzzzzzzzzz…plizzz mas repotterrrr……….plizzzzzzzzzz…….Nanti deh tak ajak makan bareng kembang hahahahaha…..plizzzzzzzzz mas repotterrr…plizzzzzzzzzzzz……

(Galang, Gadis petualang..Zwan)

“hahahahaha…..dasarrrr si Zwan ada-ada saja” ujarnya sambil melipat kertas tersebut lalu keluar sambil tersenyum dan merentangkan kedua tangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline