[caption id="attachment_91052" align="aligncenter" width="300" caption="Google.com"][/caption]
Mengendap, mencari jejak suara... Melangkah, mencerna sosok yang lalu-lalang... Diam,mengamati alam sekitar... Jantung berdetak kencang..
Akankah kulakukan..?? Benak ini tahu.. Dari jantung berdetak kencang.. Seluruh tubuh berkeringat.. Mata terpejam... Tuhan....
Jauh sudah aku kayuh bidukku Dalam ketidak pastian kehidupan ini Penuh pergumulan hati Yang aku tak mampu mengurai satu persatu Segalanya telah menjadi satu ikatan terselubung Kehampaan......
Tak sangka akan bertambah gulungan beban di pundak ini Hilang nafasku... Tenggelam kepingan tubuhku.. Akan kutoreh kemana lagi... Nasi itu sudah menjadi bubur ,
Dan kejenuhan menghampiri diriku Gelisah dalam banyak tanya Meraba di antara rasa Kegundahan meraja di balik sukma Mengembara di sepanjang asa yang tak berujung Aku sangat lelah
Mengapa harus ilalang sepertiku... Yang terjerambab dalam lubang itu, Lelah aku menapaki tangga, Teriris batinku.. Aku lelah...
Hampa ini bagian dari perjalanan panjangku Kesia-siaan seakan setia temani hidupku Kemanapun arah ku langkahkan kaki Dan ketika aku telah sampai pada titik kesadaranku Aku telah terpuruk dalam penyesalan yang tiada bertepi
[caption id="attachment_91055" align="aligncenter" width="300" caption="google.com"]
[/caption]
Tubuh ini kaku... Mata ini terpejam... Mulut tak lagi bersenandung... Lelah yang kurasa... Sungguh, aku lelah dengan prahara ini..
Tak bisa berdamai dengan sembiluku Tak bisa hanya sekedar ungkapkan perih ini Aku ingin berlari ke arah lereng di balik tempat ini Agar aku bisa sembunyikan pedih ini Agar aku bisa menangis tanpa penyesalan lagi
Sia-sia aku berlari, Apalagi bersembunyi dibalik lereng.. Ingin kupecah otak ini agar semuanya berhenti Kehidupan, kehampaan, dan kenistaan ini..
Sejuta mengapa selalu mengaliri darah di nadiku Tapi tak ada jawab dari semuanya Aku hanya bisa mendesah Aku hanya bisa mereka reka
Dan hanya bisa menelan ludah, Terasa semakin pahit, Sepahit hidupku,dan nasibku kini.. Aku lelah,
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Malang, 24 Februari 2011
….Hasil bincang dengan bunda Selsa, berawal ketika Bunda Selsa curhat tentang Supriadi, mengalirlah kata-kata ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H