Lihat ke Halaman Asli

Crisis Center

Diperbarui: 23 April 2016   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemerintah melalui Menkopolhukam Luhut Panjaitan berwacana membentuk Crisis Center.  Hal ini disampaikan secara terbuka melalui media baru-baru ini. Wacana membentuk Crisis Center ini didasarkan pada keinginan bahwa semua isu atau informasi bisa dikumpulkan di dalam satu wadah, sehingga Presiden bisa segera mengambil keputusan cepat. 

Pembentukan Crisis Center bagi Indonesia saat ini sudah pada tingkat kebutuhan mendesak.  Peristiwa-peristiwa dengan dampak luas sudah berkali-kali terjadi.  Dari kebakaran hutan, terorisme, radikalisme, penyanderan, hingga masalah-masalah sosial keagamaan yang kadang tidak terselsaikan hingga tuntas.  Selama ini, pemerintah lebih banyak bersifat reaktif dan cara penyelesaian kasus per kasus setelah situasi darurat benar-baner berkembang menjadi krisis penuh.  Langkah pemerintah belum banyak bersifat preventif.  Apalagi pencegahan melalui komunikasi dan edukasi yang menyadarkan warga masyarakat mengenai potensi ancaman. 

Crisis Center perlu ditempatkan pada posisi benar-benar sebagai pusat krisis dengan fokus tertentu.  Di berbagai tempat dan negara lain, pusat krisis bersifat penyelesai masalah dan tempat orang mengadu lalu mendapatkan bantuan dan jalan keluar masalah.  Di AS jelas beberapa crisis center menempatan diri sebagai penyelesai masalah domestik misalnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), korban kekerasan jalanan, ketagihan narkoba, atau korban bencana alam.  Karena klien Crisis Center ini adalah Presiden, maka Crisis Center ini tentu tidak akan menangani kasus KDRT atau kasus ketagihan narkoba.  CC ini akan menangani narkoba dalam skala Negara.  Narkoba sebagai ancaman bagi stabilitas ekonomi, keamanan negara, dan mengancam kekuatan bangsa misalnya. 

Dengan cakupan kerja besar bagi negara, maka Crisis Center ini tentu akan melakukan kegiatan mendasar mulai dari inventory list, yaitu menyusun daftar potensi terjadinya krisis, analisa organisasi dan analisa politik, ekonomi, sosial dan teknologi (PEST), lalu menghasilkan rumusan langkah menyelesaikan masalah untuk Presiden. Satu hal penting dalam mekanisme kerja seperti ini adalah elemen komunikasi. Komunikasi menjadi aspek penting karena pekerjaan Crisis Center mencakup bidang yang luas dan bervariatif.  Tanpa komunikasi yang jernih, maka perolehan informasi bisa jadi tidak maksimal.  Tanpa komunikasi jernih, penyampaian hasil kerja bisa menimbulkan salah tafsir.  Selamat bekerja!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline