Lihat ke Halaman Asli

ketika cinta berevolusi

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

cinta mahkluk yang di lahirkan dari yang maha suci, ia terbang dari sebuah bunga satu ke bunga lainnya tuk membawa pesan damai dan keadilan,. ia pun lepas dalam ruang dan waktu hingga terjamah ke dalam bentuk yang lebih sederahana dan terdistorsi kepada mahkluk berdasar tingakatan intelektual dan spiritual. dimanapun cinta berada maka di situlah kehidupan. dialah penyejuk di tengah kegersangan dan pemberi wujud ketika kehilagan eksistensi.ketika ia mengepakan sayap segala yang berada di sekitarnya menyapa dengan damai dan kasih, teringat perkataan isa al-masih "jikalau kau memukul pipi kananQ maka qberikan pipi kiriQ", atau puisi iblis "...di dalam taman cintamu kau sirami aku dengan air asin..!" menunjukan betapa kekuatan cinta meruntuhkan segala ambisi dan kesombingan akan dunia, karna ia berada dalam spektrum ar-rahim. keindahan cinta tak dapat terukir dalam sebuah kata karena ia hadir melalui proses penyikapan (mukasyafah), sehingga tanpa sadar ia pun menyapa maka tak sanggup jiwa ini untuk menolaknya.

dalam sebuah pembelaan iblis kepada Tuhan, ia berkata, " ...kau bilang Adam berdosa gara-gara hasutanku? kalau begitu atas hasutan siapa aku melakukan dosa ? Aku sebenarnya melakukan apa yang Ia perintahkan, dan Aku sepenuhnya patuh pada perintah Allah. Mau bagaimana lagi? tak ada ruang yang luput dari kuasa-Nya, Aku bukanlah Tuan bagi keinginanku sendiri. Aku menyembah Tuhan selama 700 tahun, tak ada tempat di bumi dan di langit ini dimana aku tidak menyembah-Nya. setiap hari aku berkata padaNya. setiap hari aku berkata padaNya : Ya Allah, anak keturunan Adam menolakMu, namum Kau tetap meninggikan mereka. tapi Aku yang mencintai dan memujaMu dengan pemujaan yang benar Engkau buat hina dan buruk rupa......"  ia pun rela mengikuti perintah Sang kekasih walau ia harus menerima penderitaan akan keputusan tersebut

ketika cinta berevolusi maka, akal pun tak mampu berbuat, hanya hati yang bersih dan suci yang mampu merasakan cinta hakiki, pengetahuan berjalan tertatih/dengan kaki yang patah/ ..!! salam hangat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline