Lihat ke Halaman Asli

Allah dan Muhammad tak pantas disejajarkan

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kaligrafi banyak sekali jenisnya, salah satunya adalah kaligrafi arab yang bertuliskan Allah dan Muhammad. Dimana-mana dimasjid manapun kaligrafi ini sudah tak asing lagi terpajang di dinding masjid atau tempat majlis taklim. Namun sejak beberapa tahun silam, saya merasa ada yang kurang sesuai dengan kaligrafi-kaligrafi ini, bukanlah mengenai keindahan atau sebagainya. Ini hanyalah masalah sepele, namun jikalau kita telisik lebih dalam akan menemui sebuah ketidak pantas-an. Coba anda lihat kaligrafi Allah dan Muhammad yang biasa terpajang di beberapa masjid-masjid, khusunya masjid kecil. Anda akan mendapati kedua kaligrafi yang dibingkai ini, dalam penempelan atau pemasangannya di tembok masjid diletakan sejajar. "Kaligrafi Allah dan Kaligrafi Muhammad, diletakan sejajar" menurut pandangan saya, hal ini kurang sesuai. Setidaknya dengan sejajarnya kaligrafi itu, penelisikan batin akan menggambarkan bahwa Allah dan Muhammad itu dalam kedudukannya memang benar-benar setara. Bukannya saya naif menghantarkan pandangan ini, namun bukankah segala sesuatunya yang berhubungan keagaamaan itu sakral? sehingga harus sangat berhati-hati dalam segala sesuatunya. Allah bisa menunjuk siapa saja manusia untuk menjadi seperti Nabi Muhammad. Tapi Nabi tidak bisa. Maka tanpa mengurangi keagungan Baginda Besar Nabi Muhammad S.A.W, bukankah dari kaligrafinya ada baiknya untuk tidak diletakan sejajar. Seperti contoh dibawah ini, organigram di perusahaan pun, seorang atasan yang bisa menunjuk sesorang untuk menjabat. Dalam organigramnya tidak di sejajarkan. Beberapa kali saya bertanya pada ustadz di masjid saya mengenai hal ini, jawabannya sangat simpel "Itukan kalau kaligrafi Allah ada disebelah kanan, sedangkan Muhammad S.A.W disebelah kiri" Namun semudah dan sesimpel itukah? Di akhir kata, mari kita pahami agama secara menyeluruh, dan sangat berhati-hati dalam segala hal yang bersangkutan dengan agama.

Saya bukanlah seorang ahli agama yang mengkritisi, saya hanyalah umat yang berpendapat...

Wassalam

Gambar diambil dari penulusuran Google.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline