Seperti biasa setiap ada ivent-ivent penting desa Rangkat tidak pernah ketinggalan. Kekompakan dan kebersamaan antar sesama warga selalu terlihat dari setiap ivent-ivent yang ada. Seperti saat ini bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional desa Rangkat tidak mau ketinggalan. Untuk meningkatkan rasa nasionalisme warga Rangkat terhadap bangsa dan Negara Indonesia desa Rangkat mengadakan ivent yang bertema " Kebangkitan Nasional ".
Seperti biasa kegiatan di adakan di balaidesa Rangkat yaitu Kompasiana. Berbagai kreatifitas warga bermunculan dari Opini, Prosa, Puisi dan lain lain. Pada kesempatan ini penulis berpartisipasi dengan menyampaikan opininya terhadap situasi yang ada pada masyarakat saat ini. Bagaimana nilai Kebangkitan Nasional itu terlihat dalam masyarakat dewasa ini.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan karakter dan jati diri yang terbentuk dari sejarah perjuanagan yang panjang. Bangsa yang dikaruniai anugerah yang tak terhingga jumlahnya. Berjajarnya pulau-pulau yang terpisah oleh gunung, laut dan samudera. Dimana dalam setiap jenkal tanah dan airnya terdapat kekayaan yang tiada ternilai jumlah dan manfaatnya. Tanah yang subur dengan kekayaan alam yang melimpah serta perairan yang juga memnyediakan kekayaan alamnya.
Seiring dengan kemajuan yang terjadi di segala bidang perubahan perubahan terjadi tanpa bisa di elakkan. Perubahan yang terjadi sebagai bentuk implementasi dari ketidakpuasan, ketertindasan maupun keterpurukan yang disebabkan oleh pihak eksternal maupun internal baik dari dalam maupun luar negeri.
Berbagai ide dan pemikiran yang terus bermunculan terus mempengaruhi tiap sendi penopang bangsa ini. Disadari ataupun tidak proses ini telah berlangsung sebagai bentuk penjajahan masa kini. Idiologi barat dengan slogan 3G itulah diantaranya. Bangsa yang besar dan punya jati diri tidak boleh tunduk dan terlena dengan tiap rentak langkah kaum idealis barat.
Fenomena dekadensi moral terjadi di semua segi, terlena mengikuti faham yang berseberangan dengan karakter dan nilai bangsa ini. Perayaan hari Kebangkitan Nasional bergema tiap tahun. Perayaan yang telah keluar dari tujuan hakiki " Kebangkitan Nasional ". Perayaan dengan segenap atributnya tetapi kehilangan makna dan semangatnya serta nilai yang telah ada justru terabaikan. Seakan akan sehari kita bangkit tetapi lemah untuk selanjutnya. Tahun demi tahun apakah itu harapanya? tentu tidak.
Seperti hari ini tepat 20 Mei yang merupakan hari Kebangkitan Nasional. Di setiap sudut, diseluruh penjuru nusantara, seluruh rakyat Indonesia memperingati hari Kebangkitan Nasional. Setiap aparat pemerintah bersuara dan menyerukan agar setiap warga bangkit. Bangkit dari kelemahan, bangkit dari keterpurukan, bangkit dari penindasan, bangkit menuju kehidupan yang lebih baik tentunya. Semua itu diserukan di seluruh nusantara.
Tetapi apa kenyataanya?. Lihatlah fakta. Lihatlah mereka. Lihatlah bagaimana mereka berkuasa?. Ada yang bilang dan memang itu kenyataan, bahwa mereka adalah anak bangsa yang dipercaya sebagai wakil untuk memimpin menjaga dan meningkatkan kekuatan nasional, ketahanan bangsa. Tetapi apa kenyataanya?. Bangsa Indonesia memang sudah merdeka dari jajahan luar negara tetapi saat ini seolah-olah bangsa Indonesia di jajah sendiri oleh anak bangsanya.
Perbedaan pandangan dan pemikiran berakhir pengkhianatan. Ketamakan dan keinginan pribadi membuat anak bangsa yang berkuasa menjadi lupa. Mereka lupa darimana asalnya, mereka lupa siapa yang menempatkan mereka pada posisi di tempatnya. Mereka terlena dan lupa akan tanggungjawabnya. Kemiskinan semakin menjadi, kebodohan semakin mengancam, kesejahteraan bergerak menjauh dari target yang diinginkan.
Semangat Kebangkitan Nasional hendaknya dijaga sesuai amanah penegak bangsa ini yang selalu bangkit ketika terpuruk, waspada selalu ketika aman, dan selalu berjaga jaga ketika tujuan sudah di genggam yaitu tujuan yang telah di nikmati hari ini. Segenap unsur bangsa ini di tuntut untuk lebih aktif, flexible, dan expansif, segera pulihkan nilai dan norma yang telah terkikis. Bergerak setiap saat dengan cepat dan tepat tanpa menunggu lagi, karena tugas akan semakin berat jika menunda langkah untuk bangkit.
Bangsa indonesia hendaknya lebih berbesar hati untuk instropeksi, memperbaiki pola fikir, meningkatkan kinerja pengetahuan, mental spiritual agar lebih mampu memberdayakan potensi yang ada dan tidak tergantung pada pihak eksternal. Indonesia akan bangkit selalu dengan semangat yang tidak pudar dari semua anak bangsa menuju Indonesia yang sejahtera, aman, sentosa kearah yang lebih maju dalam segala aspek.