Lihat ke Halaman Asli

Fitri.y Yeye

otw penulis profesional

Perempuan "Cerewet" Setelah Jadi Ibu?"

Diperbarui: 21 Desember 2021   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

esabiwibowo.blogspot.com

"Dasar ibu-ibu cerewet"

"Namanya juga mak-mak, ya bawel deh"

"Harap maklum...perempuan emang begitu..nyinyir"

Anda pasti pernah mendengar ungkapan di atas. Mulai dari hanya sekedar candaan,,sampai pada ungkapan serius mengatakan bahwa perempuan itu “cerewet”.

Atau jangan-jangan anda juga pernah melontarkan kalimat seperti itu. Ngaku deh..!!

Suerrr sebagai perempuan, dan sebagai ibu saya tidak akan tersinggung apalagi marah. Palingan ya itu..saya omelin yang ngomong begitu. Hihihi...

Perempuan memang selalu diidentikkan dengan sifat cerewet, bawel, suka ngomel, nyinyir dan sejenisnya. Kata bawel, cerewet,nyinyir dan teman-temannya ini bisa berkonotasi positif dan bisa juga negative.

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, cerewet lebih berkonotasi negative. Karena di sana dikatakan cerewet itu suka mencela (mengomel, mengata-ngatai dsb). Namun terlalu banyak bicara, atau mengulang-ngulang kalimat yang sama dalam berbicra juga dianggap cerewet dalam masyarakat kita.

Entah darimana semua itu bermula. Hingga julukan bawel bin cerewet melekat pada diri perempuan terutama ibu-ibu.

Sebagai seorang ibu saya sering mengamati keadaan ibu-ibu di sekeliling saya, dan dengan ikhlas akhirnya saya menerima dan menngakui kalau perempuan itu memang cerewet. Fakta hehe.

Bahkan saya sendiri merasakan perubahan itu dalam diri saya. Dulu ketika masih belum berumah tangga saya tidak sebawel sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline