Hixs hixs..! terharu memandangi hape jadul kesayanganku. Bagaimana tidak dua hari ini terabaikan perkaranya gara-gara ke toko bawa laptop. Maka tangan tak lagi mesra membelai si jadul. Malah tergeletak dengan sangat memprihatinkan di sembarang tempat.
Oh, hapeku sayang hapeku malang. Dirimu selama ini telah membuatku banyak menulis. Jempolku sampai sakit karena terus-terusan memencet keypad. Hingga berkali-kali aku harus rehat lalu memijit jempolku yang mulai tumpul, hihi.
Sekarang apa yang terjadi? Dengan adanya laptop di depanku, aku malah tidak bisa menulis. Gawat kalau ini terus dibiarkan, kamu tahu kenapa? Karena ternyata aku asyik berselancar kemana-mana. Bukannya menyelesaikan kalimat-kalimat yang telah kurangkai. Maka jadilah kata-kata sebagai penggalan yang belum menemukan maknanya. Terbengkalai begitu saja tanpa bingkai yang membuatnya utuh dan pantas untuk dipajang di dinding rumah ini.
Jadul..menurutmu siapa yang akan menikmati penggalan kata yang tak utuh itu? Meskipun aku punya cara dengan tidak membuang penggalan-penggalan kalimat itu ke tempat sampah, tetapi menyimpannya dengan rapi. Karena suatu saat aku akan menemukan sambungannya, parahnya aku tidak berusaha mencari penyambung secepat biasanya. Bagaimana bisa ia menjadi lengkap?.
Jika terus begini lalu bagaimana? Mana komitmenku menulis setiap hari? Apa harus melupakan begitu saja? Atau pura-pura lupa dengan apa yang sudah diniatkan dalam hati? Ahhh..janganlah, jangan sampai begitu. Menulislah dan terus menulis. Jangan berhenti, kasihan hape jadul akan menangis sedih.
Pastilah ia rela ditinggal begitu saja, karena berharap tuannya akan menulis lebih leluasa tanpa rasa sakit di jempolnya. Pastilah ia akan bangga jika dengan meninggalkan ia dengan kejadulannya tuannya akan menghasilkan tulisan-tulisanyang lebih baik dan bermanfaat.
Bagaimanapun hape jadul tahu diri dengan keberadaannya.Ia juga malu ketika tuannya posting tulisan, tulisannya tanpa spasi. Atau yang akhir-akhir ini terjadi adalah suka menulis doble dalam satu tulisan. Si hape jadul juga kasihan betapa stresnya tuannya untuk berusaha mengedit tulisan yang kacau balau itu. Bahkan kadang rasanya ia rela dibanting karena koneksi netnya yang juga lelet. Tapi syukurlah tuannya sayang sekali padanya, hingga tak pernah hal buruk itu terjadi.
Kalau si hape jadul sudah bermasalah, biasanya tuannya akan mengetik pesan singkat pada seorang teman untuk membantunya. Duuh kasihan tuannya susah karena dirinya.
Hapejadul memang punya banyak kisah selama menemani tuannya menulis. Karena tuannya menulis dengan cinta maka tulisannya mengalir bagai air. Tuan hanya menulis untuk berbagi, tidak terpikir untuk bisa ada di singgasana HL. Tapi hape jadul telah mengantarkannya ke sana, pernah dalam seminggu 3 kali ia naik turun HL. Waktu itu senang sekali hati tuannya. Hape jadul dielus-elusnya semakin sayang. Tapi lama-lama hape jadul menyaksikan tuannya kebingungan untuk menulis. Ketakutan tak bisa lagi menulis bagus, HL itu ternyata membebaninya. Ia tak mampu lagi mengayun lentik jemarinya mengeja kata seperti biasanya. Tersendat-sendat aksara dalam tempurung otaknya.
Sekarang Hape jadul terabaikan oleh tuannya. Hape jadul sedih karena tuan meninggalkannya bukan untuk menulis tetapi untuk berhaha hihi ke sana kemari. Bukannya hape jadul melarang, hanya saja hape jadul ingin mengingatkan. “
Fokuslah pada tujuan yang ingin Tuan capai dalam menulis! Karena hanya tuan dan aku yang tahu mengapa tuan menulis”
Bisikan hape jadul untuk tuannya menyadarkanku. Menyentak dan membangunkanku dari kebengongan.
Terimakasih hape jadulku sayang. Bersamamu aku sangat produktif. Aku tidak akan meninggalkanmu, karena dirimulah aku bisa menulis. Tak ada kamu entah bagaimana aku. Aku tetap menyayangimu hape jadulku sayang. Aku akan menulis lagi, semoga bisa kembali membuatmu tersenyum dan semoga aku bisa menulis lebih baik. Amiin!
Selamat siang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H