Lihat ke Halaman Asli

Fitri.y Yeye

otw penulis profesional

Anak Perempuan Bisa Lebih Mandiri dari Anak Laki-Laki

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13111404001769034001

[caption id="attachment_120274" align="alignnone" width="390" caption="pic.by google"][/caption]

Pagi ini seseorang datang bertamu ke rumah saya. Bergegas saya membukakan pintu, ternyata seorang ibu tetangga satu kompleks. Si ibu bertanya mana anak saya Syadza? Saya jawab sudah berangkat sekolah sama papanya. SI ibu bertanya lagi apa setiap hari kakak berangkat sekolah sama papanya? Saya kembali mengangguk. Kemudian saya bertanya, karena kegelisahan terlihat jelas di wajah tetangga saya itu

“ada apa ya uni? “ Tanya saya

“saya bingung, Radith juga sekolah tahun ini, tapi dia tidak mau ditinggal, ingin ditemani terus sama saya. Kemarin jam makan siang di sekolah saya lihat Syadza, ia belum kebagian jatah makanan dari gurunya. Terus dia langsung berdiri mencari bu Guru sampai ke dapur sekolah dan membawa sepiring makanan. Saya kaget. Itukan Syadza! Anakmu. Dia berani sekali dan senang-senang saja bermain di sekolah tanpa ada yang menemani” jelasnya panjang lebar.

“ooh, itu! Syadza kan sekolahnya sudah dari lama uni. 6 bulan pertama memang saya temani. Tetapi setelahnya ia mulai berani, bahkan sekarang dia selalu berangkat pagi sama papanya. Padahal dia masuknya jam setengah Sembilan, tapi katanya takut telat. Biasanya kalau pulang ia juga yang terakhir karena nunggu papanya dulu di jam istirahat. Kadang kalu dia lagi mood dia mau pulang sama orang tua murid temannya yang kebetulan ada di sebelah toko saya.” Jawab saya menjelaskan.

“waduuuh, enak kalau begitu. Saya tidak tahu harus bagaimana ini? Padahal Radhit kan laki-laki. Malu saya sama anakmu yang perempuan kok malah lebih berani.” Ucapnya.

Kejadian itu terjadi sebelum saya berangkat ke toko. Sampai di toko. Seorang teman datang berbelanja, dan entah mengapa dia juga bertanya hal yang sama. Titan puteranya juga tidak mau sekolah, jawabannya tidak ada teman. Si mamanya ini juga menjadi bingung, padahal ia harus bekerja. JIka tahun ini tidak masuk PAUD kasihan besok di TK Titan bias bengong-bengong jelas ibunya pada saya.

Anak sayasepertinya memang termasuk pemberani. Karena waktu pertama masuk sekolah beberapa hari lalu kakak langsung diantar sama papanya. Dan siangnya saya yang jemput sekalian ingin menyelesaikan administrasinya. Baru sampai di sekolah gurunya langsung menyambut saya dan mengatakan

“Bunda..si kakak jadi ketua kelas “ ucap bu guru mengejutkan.“ahh ada-ada aja sih bu! “ balas saya waktu itu. Kemudian seorang ibu-ibu juga menyampaikan, “bunda anaknya udah punya gank tuh! Ada empat orang anggotanya.” Kata si ibu itu. saya hanya tertawa dengan tingkah si kakak.

Pernah suatu kali saya ada keperluan kepada suami, dan sayapun pergi ke kantor beliau. Saat di luar saya bertanya pada satpam, katanya lagi ada rapat, kemungkinan bapak pulangnya lama. Tapi sekarang lagi jeda kata satpam. Anak saya yang mendengar itu langsung nyelonong masuk ke dalam kantor, ia memang tahu dimana ruangan papanya.

Tahu-tahu kakak sudah keluar menggandeng suami saya. Saya hanya geleng-geleng kepala.” Nih anak kok ga takut sama siapa-siapa ya?” pikir saya saat itu, saya saja sudah di suruh masuk sama satpam tidak berani masuk dan bermaksud meminta satpam saja yang memanggilkan suami saya keluar.

Dari dua kejadian itu awalnya saya berpikir. Apakah anak saya yang terlalu berani atau memang ada kecenderungan anak perempuan lebih berani dan mandiri daripada anak laki-laki.

Dalam majalah Eltern di Jerman tahun 2005 dilaporkan hasil sebuah penelitian terhadap perkembangan anak-laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian itu menyebutkan bahwa ternyata anak laki-laki membutuhkan perhatian lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan dari orang tuanya. Karena itulah akhirnya anak perempuan lebih terlatih untuk mandiri lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki.(WRM Indonesia.org)

Penelitian lain juga meyebutkan bahwa anak perempuan lebih mudah untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Karena mereka bergaul dengan melibatkan emosi. Sementera anak laki-laki tidak melibatkan emosi dalam bergaul, mereka akan bermain dengan menonjolkan sifat kompetitif, membandingkan kemampuan fisik serta menguji kesetiaan sahabatnya.(kompas.com)

Menurut saya pengaruh cara mendidik orang tua terhadap anak-anak juga akan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak. Khususnya kemandiriannya. Untuk saya pribadi saya tidak memberlakukan banyak aturan dalam mendidik. Saya memberikan kebebasan pada anak-anak untuk memilih apa dan mau main apa yang disukainya. Saya tidak mau membatasi mereka. Karena di situlah kita bisa melatih kemandirian mereka. Biarkan mereka bermain dan bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

Hmm, jika pada akhirnya kita menyaksikan perbedaan tingkat kemandirian pada anak. Saya pikir semuanya kembali pada kondisi pola mengasuh kita para orang tua. Saat anak selalu diawasi dengan ketat dalam kesehariannya maka bisa saja ia akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri dan tidak mandiri. Bagaimana dengan anak anda? Silakan share di kolom komentar ya. J

Selamat siang !




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline