Lihat ke Halaman Asli

Fitri.y Yeye

otw penulis profesional

(MPK) Kekayaan dan Kemiskinan yang Membahagiakan

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bill dan Waskito dua sahabat lama yang hidup dengan latar belakang berbeda. Setelah bertahun lamanya mereka tidak pernah lagi dipertemukan. Hidup mereka penuh dengan dinamika.

Bill beruntung karena dilahirkan dari keluarga kaya. Hidupnya serba bercukupan. Dikelilingi materi dan harta yang melimpah. Bill seorang eksekutif muda. Apa saja bisa ia dapatkan dengan mudah.

Kekayaan memang bukanlah jaminan untuk mendapatkan kebahagiaan. Tetapi dengan kekayaan tidak sedikit manusia dapat membeli kebahagiaan. Kekayaan memang bukan sumber kebahagiaan, tapi kekayaan dapat menjadi sarana bagi manusia untuk menikmati kebahagiaan.

Begitulah yang dialami Bill dan keluarganya. Dengan kekayaan yang dimilikinya. Ia menikmati kebahgiaan hidupnya.

Berbeda dengan Bill, Waskito juga seorang lelaki pekerja keras. Ia hanya seorang buruh biasa. Ia telah mengalami hidup dalam kemiskinan yang sulit membuatnya bahagia karena beban kehidupan yang menghimpit. Setiap hari selalu dikejar oleh kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Semua itu harus menggunakan uang untuk membelinya

Laksana kekayaan, begitu juga adanya kemiskinan. Seharusnya bukanlah sumber penderitaann, namun tidak sedikit manusia yang hidup dalam kemiskinan terjerumus dalam penderitaann. Kemiskinan bukanlah alasan bagi manusia untuk hidup tidak bahagia.

Seringkali Bill dan Waskito bertanya pada diri mereka. Sesungguhnya hidup itu kebahagiaan ataukah penderitaan? Ada kebahagiaan ada penderitaann. Tetapi terlepas dari kaya atau miskin, bila ada hati yang berterimakasih dan bersyukur itulah kebahagiaan yang sesungguhnya.

Tetapi ketika saat itu, dalam kesesakan dan kesedihan Waskito masih dapat bersyukur karena masih bisa melewati hari tanpa harus mengalami kelaparan. Walaupun dalam keadaan pas-pasan dan adakalanya kekurangan memenuhi kebutuhan. Anak-anak tidak bisa bayar iuran sekolah dan terkadang ia harus menahan sakit karena tiada biaya untuk berobat ke klinik murah sekalipun.

Suatu ketika Bill dipertemukan kembali dengan Waskito. Dua sahabat itu saling bercerita. Bill berhati mulia dan memberikan pekerjaan untuk Waskito. Semenjak Waskito dipercaya temannya itu membuka usaha dan cukup berkembang, kehidupan ekonominya mulai membaik. Kebutuhan-kebutuhan dapat dipenuhi, membuat istri Waskito, Mina dan anak-anaknya, Dita dan Ardi dapat tersenyum menikmati hari-hari. Betapa bahagianya bila melihat semua itu.

Satu hal yang selalu diingat Waskito dan ia tekankan pada keluarganya adalah agar memiliki hati yang berterimakasih dan bersyukur. Jangan pernah boleh terlena akan kenyamanan hidup, sehingga lupa beribadah. Kemudian menjadi sombong dan lupa diri.

Sungguh beruntung Waskito bertemu seorang kawan seperti Bill yang sejak lama tidak bertemu lagi secara kebetulan disaat ia sedang butuh bantuan. Waskito yakin semua itu adalah jodoh baik dan berkat dari Tuhan yang mendengar doa-doa Waskito dan keluarganya selama ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline