Lihat ke Halaman Asli

cinta naif

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13518937032073320704

Rinduku melayang bersama layang-layang

Pikiranku mengawang

Hatiku terbang jauh melintasi bengawan

Terkenang seseorang, jauh di perantauan

Bertahun-tahun di perantauan

Mengadu nadi di negeri orang

Hanya demi mengais beberapa lembar uang

Bekal masa depan

Di tengah padang ilalang

Aku membeku dalam penantian

Tanpa pernah ada kepastian

Kapan hatimu akan pulang

Pesanmu waktu itu

Agar aku sabar menunggu

Katamu waktu itu

Akan segera pulang untukku

Waktu kian berlalu

Dan kau masih membiarkan hatiku piatu

Lama aku menanti

Takjemu kupandangi tepian pantai

Sampai akhirnya aku mengerti

Hatimu telah berpaling ke lain hati

Aku menepi

Tersudut diselasar tepian sepi

Berharap ini hanya mimpi senyap

Yang segera lenyap

Aku masih di padang ilalang

Memetik berupa kembang

Lalu kau datang

Lama kita saling pandang

Maafkan aku, katamu

Memandang Iba padaku

Lalu berbalik dan berlalu

Aku masih memandang punggungmu yang berlalu

Yang pernah memelukku

Punggung yang sempat menghangatkan hatiku

Engkau telah pulang

Membawa hanya kata ‘maaf’

Untuk sebuah penantian panjang

Dan aku hanya perempuan yang naïf




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline