Lihat ke Halaman Asli

fetria saman

Membaca dan belajar menulis

Rotan Sang Primadona

Diperbarui: 30 Oktober 2017   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rotan  selalu memberikan sensasi kurang menyenangkan bagi saya. Jika bicara soal rotan  yang terbayang adalah masa puluhan tahun yang lalu ketika saya masih duduk di  bangku sekolah dasar. Ayah selalu menyiapkan sebatang rotan kecil apabila salah  menghafal perkalian ataupun ketika saya tidak mau tidur siang. Beberapa pukulan  kecil, tidak sakit, namun membekas dalam ingatan adalah cara Ayah mendisiplinkan  anak-anaknya.

Bukannya  mau curhat tentang KDRT sih, tapi memang dulunya saya tidak memiliki kenangan  indah bersama produk yang katanya komoditas unggulan di Kalimantan Tengah. Namun  kenangan itu berubah drastis ketika saya mulai tumbuh dewasa. Rotan tidak lagi  sesuatu yang menyeramkan bagi saya, malahan rotan menjadi primadona. Banyak  masyarakat Kalteng mencari, bahkan membuka lahan untuk menanam rotan. Rotan  seringkali digunakan sebagai bahan baku kuliner khas suku Dayak yaitu sayur  umbut rotan, beberapa lagi diolah menjadi produk UMKM yang bernilai jual  tinggi.

Kekaguman  saya pada rotan ini bermula ketika saya sedang duduk-duduk nongkrong bersama  teman-teman di cafe seputaran Bundaran Besar kota Palangka Raya. Sebagai anak  hits Palangka Raya, saya dan teman-teman duduk santai, memesan minuman dan  cemilan sambil mengobrol. Waktu itu, beberapa pemuda tampan dan keren mendekati  kami. Senyum sumringah langsung menghiasi wajah kami dan teman-teman. "Wah ini  pasti ngajak kenalan," bisik salah seorang teman. Sambil mengibaskan rambut dan  tersenyum manis, saya menyilahkan mereka untuk duduk.

Pria-pria  tersebut awalnya sungkan untuk bicara namun setelah dikomando, seorang dari  mereka memulai percakapan.

"Mbak,  saya dan teman-teman berasal dari luar Kalimantan."

"Hmmm..lalu?"  #modecewekcantikON

"Kami  mau nanya, dimana ya tempat kami bisa membeli sayur rotan muda yang katanya khas  disini?"

Seketika  senyum manis yang saya dan teman-teman kenakan berubah menjadi senyum kecut.

"Oh,"  jawab saya datar. Tidak ingin menjatuhkan pesona sebagai geng gadis remaja hits  saingan Girls  Squad, saya dan teman-teman segera  menunjukkan alamat beberapa rumah makan yang menjual sayur umbut rotan. Saat itu  saya menyadari bahwa citra gadis remaja yang cantik dan bersinar yang sedang  berusaha saya bangun, kalah tenar dibandingkan pesona sayur rotan muda atau  umbut.

Tidak  hanya sayur rotan muda yang banyak dicari oleh pendatang dari luar Kalimantan,  bahkan produk berbahan rotan seperti tas, tikar, kotak tisu, sandal dan berbagai  kreasi rotan lainnya ternyata laku keras di pasaran. Sebagai salah satu produk  unggulan Kalteng, rotan merupakan primadona yang banyak menjadi rebutan.



Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline