Rotan selalu memberikan sensasi kurang menyenangkan bagi saya. Jika bicara soal rotan yang terbayang adalah masa puluhan tahun yang lalu ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Ayah selalu menyiapkan sebatang rotan kecil apabila salah menghafal perkalian ataupun ketika saya tidak mau tidur siang. Beberapa pukulan kecil, tidak sakit, namun membekas dalam ingatan adalah cara Ayah mendisiplinkan anak-anaknya.
Bukannya mau curhat tentang KDRT sih, tapi memang dulunya saya tidak memiliki kenangan indah bersama produk yang katanya komoditas unggulan di Kalimantan Tengah. Namun kenangan itu berubah drastis ketika saya mulai tumbuh dewasa. Rotan tidak lagi sesuatu yang menyeramkan bagi saya, malahan rotan menjadi primadona. Banyak masyarakat Kalteng mencari, bahkan membuka lahan untuk menanam rotan. Rotan seringkali digunakan sebagai bahan baku kuliner khas suku Dayak yaitu sayur umbut rotan, beberapa lagi diolah menjadi produk UMKM yang bernilai jual tinggi.
Kekaguman saya pada rotan ini bermula ketika saya sedang duduk-duduk nongkrong bersama teman-teman di cafe seputaran Bundaran Besar kota Palangka Raya. Sebagai anak hits Palangka Raya, saya dan teman-teman duduk santai, memesan minuman dan cemilan sambil mengobrol. Waktu itu, beberapa pemuda tampan dan keren mendekati kami. Senyum sumringah langsung menghiasi wajah kami dan teman-teman. "Wah ini pasti ngajak kenalan," bisik salah seorang teman. Sambil mengibaskan rambut dan tersenyum manis, saya menyilahkan mereka untuk duduk.
Pria-pria tersebut awalnya sungkan untuk bicara namun setelah dikomando, seorang dari mereka memulai percakapan.
"Mbak, saya dan teman-teman berasal dari luar Kalimantan."
"Hmmm..lalu?" #modecewekcantikON
"Kami mau nanya, dimana ya tempat kami bisa membeli sayur rotan muda yang katanya khas disini?"
Seketika senyum manis yang saya dan teman-teman kenakan berubah menjadi senyum kecut.
"Oh," jawab saya datar. Tidak ingin menjatuhkan pesona sebagai geng gadis remaja hits saingan Girls Squad, saya dan teman-teman segera menunjukkan alamat beberapa rumah makan yang menjual sayur umbut rotan. Saat itu saya menyadari bahwa citra gadis remaja yang cantik dan bersinar yang sedang berusaha saya bangun, kalah tenar dibandingkan pesona sayur rotan muda atau umbut.
Tidak hanya sayur rotan muda yang banyak dicari oleh pendatang dari luar Kalimantan, bahkan produk berbahan rotan seperti tas, tikar, kotak tisu, sandal dan berbagai kreasi rotan lainnya ternyata laku keras di pasaran. Sebagai salah satu produk unggulan Kalteng, rotan merupakan primadona yang banyak menjadi rebutan.