Lihat ke Halaman Asli

Febrialdi Ali

TERVERIFIKASI

Manjada wajjada

Aroma Petai dan Jengkol Menuntun Angga Tirta Dalam Pencarian Ayah di Gunung Salak

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasukan Brimob membuat perapian sambil menunggu pasukan lain yang akan menggantikan dalam proses pencarian pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Gunung Halimun Salak, Bogor, Jawa Barat. Tim SAR memetakan ulang posisi jatuhnya pesawat setelah melihat bagian sayap dan ekor pesawat Sukhoi Super Jet 100 dari jalur pendakian Kampung Pasir Manggis, Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/5/2012). kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Pasukan Brimob membuat perapian sambil menunggu pasukan lain yang akan menggantikan dalam proses pencarian pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Gunung Halimun Salak, Bogor, Jawa Barat. Tim SAR memetakan ulang posisi jatuhnya pesawat setelah melihat bagian sayap dan ekor pesawat Sukhoi Super Jet 100 dari jalur pendakian Kampung Pasir Manggis, Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/5/2012). kompas.com"][/caption] Angga Tirta yang merupakan anak salah seorang korban pesawat sukhoi superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak,Jawa Barat,ikut bersama tim sar untuk mencari ayah tercinta yang bernama Aan Husdiana,pilot Kartika Airlines.Sebenarnya Angga belum pernah sekalipun mendaki gunung,dan ini adalah pengalaman pertamanya sekaligus untuk membuktikan tekadnya dalam mencari Ayahnya dalam kecelakaan pesawat sukhoi ini. Bersama keluarga dari pamannya Angga berangkat dari Jakarta menuju pos cidahu pada malam hari Rabu(9-5-2012) dan mencapai lokasi cidahu pada dini hari.Kemudian dia ikut bergabung bersama tim sar untuk ikut mencari ayahnya pada hari Kamis Pagi(10-5-2012).Dalam penjelasannya yang  disiarkan  langsung TV Metro beberapa jam lalu Angga mengatakan dia tidak membawa bekal apa-apa dalam pendakian itu.Bekalnya hanya sebotol air,jaket dan sepatu. Lebih lanjut Angga menjelaskan dia tidak mau merepotkan tim Sar dalam pencarian ini,makanya sebelum ikut bergabung Angga memastikan kehadirannya tidak mengganggu kerja tim Sar.Akhirnya Angga diizinkan dengan pertimbangan karena ayahnya berada diantara korban yang akan dicari.Ternyata medan yang ditempuh memang sangat sulit sekali dan waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan ini juga lama,karena Angga sempat bermalam di lokasi pencarian. Angga sangat bersyukur sekali dalam pencarian ayahnya ia selalu diberikan kemudahan dan petunjuk selama berada dalam kawasan Gunung Salak.Kemudahannya itu adalah bertemu sumber air yang diawali dengan bunyi suara kodok yang menandakan adanya sumber air.Kemudian setelah Shalat Subuh dan berdoa, dia mendapatkan petunjuk,setelah dia bertanya Ayah berada dimana,dan ada jawaban dari ayahnya yang mengatakan Ayah ada dilereng sana.Lereng yang dimaksud oleh Angga berada diseberang dari lokasi dia berada.Dalam pencarian ini sepatu yang dipakai Angga sampai jebol dan diganti sandal gunung yang juga jebol.Sampai akhirnya ia telanjang kaki. Ada aroma khas yang dirasakan tidak hanya oleh Angga sendiri tapi juga dirasakan oleh tim Sar adalah aroma bau petai dan jengkol yang menjadi makanan kesukaan ayahnya. Pada hal di daerah yang dilalui oleh Angga tidak ada pohon petai dan jengkol.Aroma petai dan jenggol inilah yang menuntun mereka menemui lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak ini.Akhirnya Angga menemukan sebauh SIM yang menjadi milik ayahnya.Sebetulnya masih ada yang ingin dia temukan yaitu cincin perkawinan yang dipakai oleh ayahnya,tapi Angga tidak berhasil menemukannya. Angga merasa lega walaupun hanya menemukan sebuah SIM.Sebagai keluarga penerbang Angga sudah tahu resiko yang akan diterima dalam menghadapi setiap penerbangan yang dilakukan oleh ayahnya.Ayahnya Aan Sudiana ikut dalam penerbangan ini mewakili Kartika Airline sebagai calon pembeli pesawat Sukhoi. Dalam kesempatan ini juga Angga mengucapkan terima kasihnya yang mendalam pada semua Tim Gabungan SAR dari Kopassus,Paskhas,Brimob yang telah membantunya dalam pencarian Ayahnya.Salah satu yang menjadi kenangan sejarah baginya adalah sandal jepit yang diberikan oleh salah seorang sopir Brimob yang dia pakai kestudio dalam wawancara tersebut.Kita dapat pelajaran yang berharga dari kehadiran Angga dalam wawancara itu,betapa tegar,sabar dan tabahnya Angga dalam menghadapi cobaan yang menimba Ayahnya sendiri.Tidak semua orang mampu dan sabar dalam mengahadapi cobaaan berat dalam hidup ini,apalagi kehilangan orang yang paling dicintai.Semoga kita semua diberikan ketabahan dalam mengahdapi cobaaan hidup ini.Kita  berdoa buat semua korban pesawat Sukhoi superjet 100 yang jatuh mendapat tempat yang layak disisi Tuhan,dan keluaraga yang ditinggal diberikan ketabahan.Amin.Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline