Lihat ke Halaman Asli

Febrialdi Ali

TERVERIFIKASI

Manjada wajjada

Memboikot Media Massa seperti Buruk Muka Cermin yang Dibelah

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1329764074868132989

[caption id="attachment_162402" align="aligncenter" width="451" caption="padang-today.com "][/caption] Pada hari Sabtu (18/2/2012) Ketua Biro Bidang  Hukum dan HAM Partai Demokrat Jemmy Setiawan dalam siaran persnya mengajak seluruh kader Demokrat untuk memboikot media massa.Alasan Jemmy adalah tidak berimbangnya media massa dalam memberikan porsi berita bahkan terkesan timpang dalam penyampian berita itu sendiri.Jemmy mengajak dan menghimbau para elite politik Partai Demokrat untuk menolak melakukan wawancara atau jangan mau dijadikan nara sumber oleh para media yang dianggap punya kepentingan politik sendiri. Lebih lanjut Jemmy mengatakan pemboikotan ini adalah sebuah bentuk perlawanan yang harus dilakukan oleh Partai Demokrat terhadap tidak berimbangnya media massa dalam memberikan berita bahkan cendung timpang.Ia juga mencurigai ada pihak lawan yang ingin memanfaatkan situasi seperti ini.Jemmy masih yakin masih ada media massa lainnya yang indenpenden dalam menyampaikan berita yang berimbang. Pernyataan Jemmy diatas terkesan seperti orang yang lagi panik dan emosional dalam menghadapi masalah yang melilit Partai berlogo Mercy ini.Sehingga beranggapan Media massalah yang menyebabkan Partai Demokrat berantakan dan kacau seperti ini. Seharusnya sebelum melontarkan pernyataannya Jemmy harus mengaca diri dulu,kalau para elite Partai Demokrat bekerja dengan benar dan jujur apakah mungkin para media massa akan memberitakan sesuatu yang baik menjadi buruk.Tengoklah betapa bobrok dan rendahnya moral para elite Politik Partai Demokrat.Semua yang terjadi dan mendera partai Demokrat adalah ulah kadernya sendiri yang tidak bisa mengontrol diri sendiri untuk tidak terjerumus dalam jurang kehancuran. Contohnya saja dulu betapa bersemangatnya Partai Demokrat mekomandokan" IKLAN ANTI  KORUPSI" katakan tidak untuk korupsi,abaikan rayuannya.Semua orang yang melihat pada waktu itu benar-benar terpesona dan tergugah melihat kemauan yang serius dari Partai Demokrat untuk memberantas korupsi. [caption id="attachment_162412" align="aligncenter" width="565" caption="Iklan antikorupsi Partai Demokrat yang diperankan Anas Urbaningrum, Edhie Baskoro dan Angelina Sondakh. tribunnews.com "]

1329775865692725377

[/caption] Sekarang  kita lihat kenyataannya  semua masyarakat sudah tahu ternyata iklan yang didengungkan itu cuma hiasan dibibir saja.Nazaruddin dan Angelina sudah terseret dalam kasus korupsi Wisma Atlet. Terus ini apakah salah para wartawan memberitakannya.Seharusnya Partai Demokrat tahu diri dan meminta maaf  kepada masyarakat luas tentang terlibatnya para petingginya ,yang telah membohongi masyarakat luas dengan slogan yang dibikinnya sendiri.Bukannya menyalahkan media massa dalam memberitakan terlibatnya para elite partai Demokrat. Dulu sewaktu SBY merasa dizalimi setelah kurang cocok dengan Megawati dan akhirnya mengundurkan diri dari kabinet Megawati,dan kemudian menjadi terangkat citranya dari pecundang menjadi pemenang dalam pemilu,yang mendapat simpati luar biasa dari seluruh rakyat Indonesia,bukan hanya dari orang dewasa dan anak-anak muda,sampai ke nenek-nenek dan kakek-kakek malah dengan lantang mengatakan SBY.Itu siapa yang mengangkat citra SBY kalau bukan media massa.Media massa baik cetak maupun elektronik pada saat itu selalu gencar memberitakan tentang SBY ,sehingga mendapat simpati dari seluruh rakyat Indonesia. Sekarang setelah Partai Demokrat menjadi besar dan menguasai DPR dengan banyaknya jumlah orang Demokrat di gedung rakyat itu,membuat semua petinggi Partai Demokrat menjadi lupa diri,dan merasa paling berkuasa,sehingga tidak mau lagi menerima bermacam masukan dan kritikan terhadap anggota partai yang sudah jelas-jelas bersalah dan terlibat dalam berbagai kasus korupsi.Hingga akhirnya mengambil kesimpulan sendiri apapun yang diberitakan oleh media massa dianggap menyerang dan menjatuhkan partai.Kenapa dari awal Partai ini tidak pernah serius untuk membenahi dan mengobati luka diri yang menjangkiti partai ini ,yang jauh hari sudah diingatkan oleh media massa.Sekarang ibaratnya luka yang dialami oleh Partai Demokrat sudah semakin parah dan hampir menjalar keseluruh tubuh Partai, Sekarang setelah banyak masalah yang melilit Partai Demokrat ini,lalu menyalahkan media massa sebagai biang keroknya,pernyataan seperti ini sama saja dengan '' Buruk Muka Cermin Yang di Belah".Sadar Partai Demokrat itulah wajah sesungguhnya yang di punyai oleh Partai Demokrat ini sekarang,sudah tidak cantik lagi,sudah banyak kudis dan bopengnya,makanya jangan kacanya yang dipecahkan untuk mengobati kudis dan bopeng yang ada di wajah Partai Demokrat ini,tapi carilah obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan semua kudis dan bopeng yang tidak hanya mampir di wajah tapi juga sudah menjalar keseluruh tubuh.Obatilah semua luka itu sebelum terlambat dan menyesal di kemudian hari.Salam Kompasiana. Sumber Berita:



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline