Lihat ke Halaman Asli

Febrialdi Ali

TERVERIFIKASI

Manjada wajjada

Petualangan Aburizal Bakrie Dua Tahun Berburu Capres Berakhir Camen

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (dua kanan) berbincang dengan sesepuh partai Ginandjar Kartasasmita (dua kiri), Akbar Tandjung (kanan), dan Agung Laksono (kiri) sebelum membuka acara Rapat Pimpinan Nasional di Jakarta Convention Center, Minggu (18/5/2014). Rapimnas Partai Golkar tersebut nantinya akan menentukan arah koalisi partai dan langkah Golkar jelang Pemilu Presiden Juli mendatang.

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (dua kanan) berbincang dengan sesepuh partai Ginandjar Kartasasmita (dua kiri), Akbar Tandjung (kanan), dan Agung Laksono (kiri) sebelum membuka acara Rapat Pimpinan Nasional di Jakarta Convention Center, Minggu (18/5/2014). Rapimnas Partai Golkar tersebut nantinya akan menentukan arah koalisi partai dan langkah Golkar jelang Pemilu Presiden Juli mendatang."][/caption] Perjalanan petualangan politik Aburizal Bakrie sejak awal merebut tampuk pimpinan Golkar hingga akhirnya mencalonkan diri menjadi Capres Golkar sungguh penuh dengan liku-liku yang panjang dan tidak berjalan dengan mulus.Pada pemilu Legislatif  lalu ada  enam Capres yang diusung oleh lima partai.Jokowi oleh PDIP,Prabowo oleh Gerindra,ARB oleh Golkar,Wiranto oleh Hanura,Hatta Rajasa oleh PAN, dan Rhoma Irama oleh PKB. Dari keenam Capres ini ,Aburizal Bakrie adalah Capres yang paling awal mencalonkan diri,sejak tahun 2012 lalu. Sejak awal memang Ical panggilan akrab Aburizal Bakrie sudah berambisi menjadi Presiden.Selama ini ARB sudah berpengalaman menjadi Menteri.Tidak mengherankan jika dalam Rapat Pimpinan Nasional III Partai Golongan Karya pada hari Jumat, 29 Juni 2012 yang berlangsung di Bogor memutuskan Aburizal Bakrie menjadi Capres Golkar pada pemilu 2014. Setelah keputusan rapat itu,Ical langsung mempersiapkan dirinya untuk menjadi Presiden.Untuk mempopulerkan nama Aburizal Bakrie ,dirubah yang tadinya akrab dipanggil Ical, menjadi ARB.mendomplang nama SBY.Foto dan wajah ARB mulai sering muncul dalam bentuk kampanye politik di media elektronik dan cetak.Hal ini tentu tidak begitu sulit buat ARB yang memiliki media cetak dan elletronik.ARB sebagai pemilik media massa cetak dan elektronik dengan leluasa bisa menggencarkan serangan.ARB telah berkampanye disaat yang lain belum memikirkan Capresnya. Setelah itu baru ada nama Prabowo muncul sebagai Capres Gerindra dan mendekati pemilu bermunculan nama-nama lainnya.Nama Jokowi walaupun telah dijagokan,namun justru nama Jokowi baru muncul jelang pelaksanaan pemilu Legislatif 2014. Dari hasil survei yang beredar selama ini nama Jokowi selalu berada pada urutan teratas dan disusul Prabowo dan ARB nomer tiga.ARB selalu percaya diri bisa mencalonkan diri menjadi Capres ,meskipun elektabilitas dirinya jauh dibawah Jokowi dan Prabowo. Banyaknya kritikan dan desakan dari dalam partai sendiri yang minta ARB untuk mundur dari pencalonan Capres,karena nama ARB tidak layak jual dan tidak diminati,tetap tidak membuat ARB goyah dan berubah pikiran.Aburizal Bakrie masih menyimpan mimpi dan harapan besar jika dirinya masih mampu untuk menjadi Presiden dari Golkar.ARB dengan pedenya sempat berkata " Jokowi kalau mau jadi Cawapres saya boleh ". Setelah pelaksanaan pemilu legislatif,ternyata tidak ada satu partaipun yang memperoleh suara dominan yang mampu untuk mengusung Capres dan Cawapres sendiri.PDIP yang keluar sebagai pemenang pemilu,diluar dugaan suaranya hanya 18,95 %. Fakta ini membuat seluruh partai peserta pemilu wajib berkoalisi untuk mengusung Capres dan Cawapres.Pada posisi ini Aburizal masih tetap bertahan dan tidak bergeming untuk meurunkan targetnya jadi Cawapres.Sementara waktu berjalan terus. Pada saat Nasdem menyatakan bergabung dengan PDIP tanpa syarat,barulah ARB mulai kelabakan,dilain pihak saat itu,Gerindra juga berusaha  meraih simpati PPP lewat ketua Umumnya Suryadharma Ali.Kemudian ARB mengadakan pertemuan dengan Prabowo dan pada saat itu ARB sudah mau menurunkan keinginannya dari Capres menjadi Cawapres,masih ada peluang.Pertemuan yang tadinya hampir melahirkan kesepatan itu ,secara tiba-tiba batal dan bubar begitu saja.Kemudian diketahui tidak ada kecocokan harga soal uang mahar. ARB mulai panik dan menyadari namanya memang tidak diminati.Kemudian secara tiba-tiba ARB menemui Jokowi di Pasar gembrong Jakarta. ARB masih belum putus asa, ada wacana membentuk poros ketiga dengan Demokrat yang masih sama-sama jomblo,tapi dengan syarat bukan ARB calonnya. Menyadari ARB masih belum laku sementra koalisi partai lain sudah pada terbentuk,memaksa Golkar mengadakan Rapat Pimpinan Nasional VI pada hari Minggu tanggal 18-5-2014.Dalam rapim diputuskan ARB diberikan wewenang tak terbatas untuk mengambil keputusan tentang  arah koalisi Golkar. ARB juga diberikan kebebasan untuk menjadi Capres atau Cawapres. Setelah  itu ARB bergerak menemui SBY yang juga sedang memimpin rapat partainya di hotel Sultan Jakarta. Tidak ada hasil pada pertemuan itu ARB kembali mendatangi Megawati dirumahnya jalan Teuku Umar Jakarta. Ternyata Megawati sudah menutup pintu rapat-rapat buat ARB,dan tidak mau menerima semua syarat yang diajukan oleh ARB.Kembali ARB pulang dengan tangan hampa dan putus sudah harapan untuk menjadi Capres yang sudah dipupuk selama dua tahun lamanya. Walaupun kemudian sudah mau melepaskan egonya menurunkan target menjadi Cawapres,tetap tidak ada partai yang mau dan berminat berkoalisi dengan ARB dan Golkar.Nama ARB seakan-akan menjadi sebuah alergi yang menakutkan bagi partai lain untuk berdampingan dengannya.Mungkin ini yang menjadi trik bagi Prabowo untuk membatalkan pencalonan ARB berdampingan dengan dirinya yaitu: dengan menawarkan harga tinggi,yang tidak mungkin bisa dipenuhi oleh ARB. Prabowo tentu merasa kwatir jika berpasangan nanti dengan ARB,namanya akan tambah terpuruk. ARB merasa sudah kepalang basah,biar basah sekalian,maka kembali mendatangi kediaman Prabowo di Hambalang untuk menyatakan kesetian dan dukungannya bagi Prabowo,sambil berharap masih ada secuil berkas cahaya disitu,walaupun tidak bersinar terang laksana matahari terbit. Melihat perjuangan ARB yang tampa lelah itu,Prabowo tentunya perlu menghargainya.Prabowo pun berjanji nanti jika terpilih nanti menjadi Presiden berjanji akan menawarkan jabatan strategis membawahi seluruh menteri kabinet.posisi ini disebut Prabowo Menteri Utama. Melihat posisinya berarti ARB nanti orang ketiga penguasa Istana setelah Presiden dan Wakil Presiden.Ternyata ARB menerima tawaran ini.Dua tahun petualangan Aburizal Bakrie mengincer kursi Presiden berakhir dan berhenti sampai Camen yaitu: calon Menteri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline