Lihat ke Halaman Asli

KPK

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perut-perut melar berat

Gerak-gerak terhenti satu titik

“kenyang”

Nasi,sayur, buah, panganan tak lantas kau lahap habis

Deret-deret terpajan kanan-kiri jalan ludes

Datang-pergi terus bergantian

Suara-suara berseruak menderu lantunan ayat-Mu

Mana yang menjajakan?

Bergelayut memopong berbungkus-bungkus

Ini, itu, untuk ini, itu, saat ini, itu

Oh, Tuhan benarkah kau ciptakan ukuran yang berbeda-beda?

Di bulan yang berbeda pula?

Namun, sepertinya tidak!

Kenapa?

Manusia telah lupa, terlena

Gemerlap di keramaian jauh mengasyikkan

Dari melantunkan yang kau anjurkan

Tentu, benar jika bulan ini beda?

Beda tingkat konsumsinya

Beda kemaksiatannya

Beda ketakwaannya

Beda, beda, dan beda

Percik-percik api tercecer di angkasa

Pyur, kretek-kretek, dor

Berlembar-lembar kucuran keringat hangus

Berserakan di tanah tersobek kecil-kecil

Tuhan, apalah ini?

Buka hijab manusia

“Kenyang, Pyur, Kretek”

Tak melulu itu!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline