Lihat ke Halaman Asli

Eki Tirtana Zamzani

Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Menyayangi Kucing seperti Keluarga Sendiri

Diperbarui: 17 November 2020   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kumparan.com/24 Juli 2020

Kucingku yang ada di rumah telah pergi. Terakhir kali aku melihatnya kemarin lusa pada hari Minggu (9-11-2020). Warna kucingku itu hitam dan putih. Kucing ini menurutku jenis kucing anggora. Keluarga kami sudah menganggap kucing ini seperti keluarga sendiri. Tingkah lucunya yang lucu dan keberanian untuk beraktivitas bersama keluarga kami di rumah sungguh sulit untuk di lupakan.

Kucing ini diberi nama "ending" oleh keluargaku. Sebenarnya kucing ini datang dengan sendirinya di rumah kami. Kebetulan adek saya begitu suka dengan kucing. Sehingga kucing ini di rawat dengan penuh kasih sayang.

Adik memberi makan dan kadang tidur bersamanya di kasur. Pernah pula adek saya menggoda kucing ini. Caranya dia membawa tali dan dibawalah lari tali itu. Ending pun dengan sergap mengejar tali itu.

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Itulah pelajaran yang aku dapat dari perginya "ending" dari rumah. Kebiasaanya adalah selalu mengikuti anggota keluarga kami jika lagi pergi. Ketika ibu pulang dari berbelanja. Lalu ending melihatnya ada di jalan.

Ending pasti langsung mengikuti ibu. Ending bersuara "meang-meong" pertanda kalau dia sudah lapar di pagi hari. Sesampainya di rumah ibu lalu memberi makan ending dengan wiskas berbentuk donat. Sebelumnya wiskasnya berbentuk ikan. Anaehnya ending ini tidak suka makan ikan asin atau pun tikus.

Kebiasaan buruk "ending"

Pada awalnya ending tinggal di rumah kami. Kalau buang "pup" atau kotoran sembarangan. Tapi ya tetap di toilet. Namun tidak di lubang wc-nya. Tepatnya adalah di sebelahnya. Sehingga saat ending "pup". Biasanya saya atau ibu siap-siap buang kotoran ending di luar rumah.

Kebiasaan buruk ending yang buang pup sembarangan lama-kelamaan bisa berubah. Ending tidak buang pup sembarangan. Kami sudah tidak pernah bau pup ending lagi di toilet. Ending sudah bisa buang kotoran di luar rumah.

Hal ini tentunya tidak terjadi secara alami. Saat ending buang pup sembarangan. Biasanya ibu memarahi ending dengan suara yang keras. Mungkin ending menyadari kalau hal itu tidak disukai. Sehingga dia pun tidak buang kotoran sembarangan lagi.

Ciri-ciri ending yang menghilang dari rumah yaitu hidungnya pesek, bulunya berwarna hitam putih, dia termasuk hewan yang jinak. Apalagi jika sudah kenal dengan manusia. Maka ending akan mengikuti kemana kita pergi saat dia lapar.

Jinak dan Liar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline