Lihat ke Halaman Asli

Eki Tirtana Zamzani

Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Korelasi Kehidupan Duniawi dengan Kemampuan Spiritual

Diperbarui: 6 Desember 2019   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Saya tidak sengaja mendengarkan tausiyah dari laptop teman di sekolah. Sekilas bunyi tausiyahnya seperti ini, "Jika ingin lancar urusan duniamu. Maka perhatikan urusan akhiratmu". "Jika kehidupan di duniamu ini terasa sempit (penuh dengan masalah). Mungkin saja ada yang salah dengan urusan akhiratmu".

Saat kamu jauh dari Allah SWT. Maka kehidupanmu tidak akan terasa tenang. Tidak ada sesuatu yang bisa dijadikan tempat untuk mengadu dan memohon pertolongan. Saat datang suatu permasalahan kehidupan kepadamu. Kemampuan spiritual seseorang sebagai kekuatan dalam menjalani kehidupan.

Shalat adalah tiang agama. Jika seseorang itu baik shalatnya maka baik pula seluruh amalnya. Saat kita sudah mengerjakan shalat. Namun masih melakukan kesalahan. Maka kita sebaiknya mengoreksi kembali shalat yang telah kita lakukan.

"Apakah sudah benar tata cara kita dalam berwudlu (bersuci)?" Berwudlu yang baik yakni membasuh beberapa anggota tubuh sampai bersih dan suci dari kotoran (najis).

"Sudah bersihkah pakaian yang kita kenakan untuk shalat dari sesuatu zat yang mengandung najis?" Najis bisa berasal dari air kencing yang terciprat di celana secara tidak sengaja.

"Apakah mungkin saat kita shalat ternyata masih kurang khusyuk?" Karena masih memikirkan permasalahan yang kita hadapi pada hari ini.

Saat kita shalat, kita berjumpa dan berkomunikasi dengan Allah SWT. Hal ini terdapat dalam do'a iftitah:

Innashalati wanusuki wamahyaya wa mama ti lillahirobbilalamin.

Artinya adalah sesungguhnya shalat, ibadah, hidup, dan matiku hanyalah untuk Allah SWT.

Ibadah ada dua jenis. Ibadah untuk diri kita sendiri dan ibadah untuk kepentingan banyak orang. Kita bekerja diniatkan untuk  bisa bertahan hidup. Selain itu agar kita bisa dihargai oleh orang lain. Jika sudah berkeluarga maka gajinya untuk kepentingan keluarga. Bekerja adalah sebagian dari ibadah. Jika kita meninggal saat bekerja maka hal itu akan dinilai  oleh Allah SWT sebagai ibadah.

Jika kita sudah meninggal. Kita tidak bisa menghindar untuk menjawab lima pertanyaan dari Malaikat Munkar dan Nankir di alam kubur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline