Lihat ke Halaman Asli

Eki Tirtana Zamzani

Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Cerpen | Pemenang Sayembara Sampul Buku Bermotif Batik

Diperbarui: 4 Oktober 2019   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mata pencahrian warga dusun Keboan kota Mojokerto beberapa berjualan kain batik. Mulai dari penenun kain, pengrajin pembuatan kain batik, penjahitan kain batik dan pedagang kain batik yang menyalurkan ke konsumen langsung.

Batik merupakan peninggalan kebudayaan nenek moyang bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya agar tetap lestari. Munculnya industri tekstil batik menjadi pesaing utama bagi batik tulis yang dikerjakan oleh home industry. Jika dengan mesin tekstil, tentu dalam beberapa menit saja pekerjaan membatik akan cepat selesai. Tenaga manusia kini mulai digantikan oleh mesin-mesin pabrik buatan manusia itu sendiri.

Pengrajin batik tulis membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan sehelai kain batik yang berkualitas. Prosesnya yaitu mulai dari menggambar desain batik pada sehelai kain putih dengan pensil. Lalu menutupi desain itu dengan canting yang telah diisi oleh lelehan malam atau lilin .

Proses pemberian warna dengan cara mencelupkan kain batik yang telah dicanting. Lalu proses penguatan warna dengan di rendam kedalam air yang panas di tungku. Lalu di jemur agar warnanya lebih melekat dengan baik. Terakhir pelepasan lilin yang melekat di kain dengan bantuan air hangat dan alat logam tipis.

Kualitas batik tulis di dusun Keboan terkenal hingga di pasar pakaian kota Mojokerto. Pasar kain yang terkenal yakni terletak di pasar Kliwon. Berbagai macam sandang ada dipasar ini. Kain batik juga dijual di sini dengan berbagai harga yang sesuai dengan kantong konsumen.

Di Pasar Kliwon, ada satu keluarga yang mengandalkan hidup dengan berjualan batik. Keluarganya Pak Mustofa dan Bu Inah. Mereka mempunyai anak tunggal bernam Raffi. Ketika siang hari, angina berhembus sepoi-sepoi. Pak Mustofa menjemput anaknya yang akan pulang dari sekolah.

"Bapak minggu ini Raffi harus melunasi biaya sekolah sebagai persyaratan untuk bisa ikut ujian tengah semester" tutur Rafi pada bapaknya

"Raffi sabar ya Nak, bapak masih menunggu jualan kain batik laku di pasar". Jawab bapak

"Lha Pak, ujiannya sudah minggu depan. Bapak harus segera mencarikan uang untuk biaya uts Raffi." Tutur Raffi

"Iya nak, Bapak akan berusaha menawarkan kain batik itu pada setiap orang yang datang. Barangkali ada yang tertarik sehingga bisa laku dengan cepat kain batik dagangan bapak".

Saat di pasar, bapak Mustofa dan ibu Inah berbicara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline