Lihat ke Halaman Asli

Eki Tirtana Zamzani

Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Meriahnya Pawai Taaruf dalam Memperingati Tahun Baru Islam di Mojokerto

Diperbarui: 3 Oktober 2018   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Pemerintah kota Mojokerto memperingati tahun baru islam 1440 H dengan mengadakan pawai ta'aruf yang diikuti oleh seluruh sekolah dari jenjang SD, SMP, dan SMA (Sabtu, 29-09-2018).

Rute yang dilalui oleh peserta pawai dimulai dari taman makam pahlawan (TMP) di JL. Gajah Mada. Jalan-jalan utama di kota Mojokerto akan ditutup saat acara berlangsung mulai pukul 13.00 WIB sampai selesai.

Jalan raya yang akan dilalui oleh peserta pawai adalah JL. Gajah mada, JL Bhayangkara, JL Letkol Suharjo, dan JL. Hayam Wuruk. Peserta finish di rumah dinas Walikota Mojokerto.

Peserta pawai berpakaian dengan corak yang menarik dengan mengenakan atribut sebagai penghiasnya. Setiap sekolah biasanya menampilkan anak perempuan sebagai maskot yang berada di posisi paling depan. 

Ciri-ciri maskot pawai biasanya warna pakaian dan atribut yang dikenakannya lebih  mencolok dari peserta yang lain dari satu tim. Pemilihan anak yang menjadi maskot pawai untuk setiap sekolah biasanya berdasarkan fisik anak yang cantik dan tinggi badan yang cukup. 

Dokumen Pribadi

Foto di atas adalah maskot Mi Darul Huda Kedundung kota Mojokerto. Namanya Marsya anak kelas enam. Sebagai peraga busana penampilan fisiknya sudah mumpuni. Dia adalah anak yang berwajah cantik, memiliki tinggi badan yang cukup, dan hidungnya juga mancung. Atribut yang dikenakan lima bulu sayap yang diletakkan dipunggungnya.

Sayap ini bisa disimbolkan dengan bulu merak yang mekar merekah kebelakang. Lengan bajunya berwarna ungu dengan motif batik selendang kain yang dikenakan berwarna ungu. Baju yang dikenakan kombinasi warna hijau, merah, dan emas. Untuk bawahannya dia mengenakan kain sewek bermotif batik.

Identitas sebagai sekolah islam maka dia wajib untuk mengenakan kerudung berwarna kuning. Dia memakai mahkota warna kuning keemasan seperti tokoh-tokoh di pewayangan. 

Dokumen Pribadi

Anak yang berjalan di posisi paling depan bernama Sahla. Sekarang dia duduk dikelas empat. Dia memakai pakaian suku Minangkabau dari Sumatera Barat. Pakaian atasanya berwarna biru dan bagian bawah mengenakan sewek bermotif batik.

Dia mengenakan penutup kepala yang disebut dengan tengkuluk dengan bentuk menyerupai atap rumah gadang yang runcing berumbai dari emas atau loyang sepuhan.

Dia membawa piring. Saat berjalan mereka menggerak-gerakkan piringnya. Apa yang diperagakan oleh Sahla akan diikuti oleh seluruh teman-temannya yang ada dibelakang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline