Lihat ke Halaman Asli

Eki Tirtana Zamzani

Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Outbond dan Study Tour di Lereng Gunung Wilis

Diperbarui: 22 Januari 2017   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta Outbond dan Tutor

Liburan panjang selama dua minggu dimanfaatkan oleh anak-anak di bimbingan belajar The house of trining centre (HTC) Mojokerto untuk Outbond dan Study Tour di lereng pegunungan Wilis, Desa Besuki, Kabupaten Kediri. Kami menyewa Villa di daerah taman wisata air terjun Irenggolo. Kegiatan kami di sini selama tiga hari (18-20/12/2016). Kegiatan study tour yang kami lakukan antara lain berkunjung ke pembibitan tanaman organik, produksi kopi, dan budidaya lebah madu. Sementara itu untuk kegiatan outbondnya adalah flying fox, permainan berkelompok, replying, dan menembak balon. Kami juga menjelajahi air terjun Irenggolo dan Dolo yang begitu indah.

Penjemuran Biji Kopi

Kami berangkat dari Mojokerto pukul 09.00 WIB pada hari Minggu. Sampai di Kediri pada siang hari sekitar pukul 11.00 WIB. Rombongan kami langsung memasuki villa yang kami sewa untuk menaruh barang bawaan. Setelah itu, kami langsung melanjutkan kegiatan study tour yang sudah diagendakan. Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah home industry produksi kopi di desa Besuki dekat air terjun Irenggolo. Kami mendapatkan pengetahuan baru bagaimana cara mengolah kopi.

Mulai dari pengambilan biji kopi dari tanaman, proses penjemuran, pemanasan (sanggrai), penggilingan hingga pada proses terakhir yakni pengemasan untuk dipasarkan ke konsumen.  Kopi dengan harga termahal di sini adalah jenis kopi luwak. Karena proses pencarian biji kopinya yang membutuhkan waktu lama.  Petani menunggu luwak-luwak hutan memakan kopi tanamannya. Lalu dipanenlah kotoran-kotoran luwak yang berceceran mengandung biji kopi hasil proses fregmentasi di pencernaan luwak. 

img-20161112-wa0019-58841096147b613711b24403.jpg

Produksi Kopi luwak diambil dari kotoran hewan luwak yang mengandung jenis kopi pilihan. Petani kopi memang membiarkan tanaman kopinya yang sudah siap panen untuk tidak dipetik. Tujuannya yakni agar kopi-kopinya itu di makan luwak. Sehingga kotorannya nanti bisa dimanfaatkan untuk diolah kembali menjadi kopi luwak yang memiliki nilai jual tinggi dipasaran. 

Menurut Bapak pengelola kopi, Luwak kalau membuang kotorannya tidak disembarang tempat. Luwak memilih tempat yang bersih untuk membuang kotorannya, seperti di atas patahan-patahan pepohonan besar. Biasanya luwak akan membuang kotorannya di malam hari. Pada keesokan harinya petani kopi akan mencari dan mengambili kotoran luwak yang mengandung biji kopi pilihan. Biasanya petani akan mengumpulkan hasil pencariannya itu dalam suatu wadah. Kalau sudah terkumpul banyak baru dijual ke konsumen.

Biji Kopi Luwak

Pemasaran kopi biasanya di jual di tempat wisata air terjun Dolo dan Irenggolo. Biasanya pengunjung tempat wisata akan membelinya sebagai oleh-oleh. Tentu perekonomian warga di Besuki tergantung dari para pengunjung yang berwisata disini. Banyak yang diuntungkan berkat adanya air terjun Dolo dan Irenggolo. Para pemilik villa, pedagang disekitar objek wisata, pemandu wisata, hingga warga setempat yang juga menyewakan kamar bagi pengunjung yang ingin bermalam disini.

Lokasi Tanaman Organik

Setelah anak-anak mencatat cara memproduksi kopi hingga ke tangan konsumen. Rombongan kami segera bergegas untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Yakni menuju lahan budi daya tanaman organik. Tanaman organik merupakan tanaman yang perawatannya tanpa menggunakan bahan kimia seperti pupuk dari pabrik. Proses pemupukannya berasal dari kotoran hewan domba yang bisa menyuburkan tanaman.

Bedanya tanaman organik dan anorganik adalah pada masa pertumbuhannya. Kalau tanaman organik tumbuhnya lebih lambat karena pertumbuhannya normal tanpa bahan kimiawi. Sedangkan tanaman anorganik masa pertumbuhannya bisa lebih cepat dari tanaman yang perawatannya secara normal. Tutur Pak Misbah, pengelola lahan tanaman organik Desa Besuki.

Biasanya untuk membedakan tanaman organik dan anorganik adalah dari bentuk daunnya. Kalau daunnya itu tidak berlubang sama sekali. Maka pembeli perlu waspada bisa jadi itu adalah tanaman anorganik. Karena ulat saja tidak mau memakan daunnya karena mengandung bahan kimia. Sedangkan pada tanaman organik bentuk daunnya tidak penuh. Karena ada lubangnya yang berasal dari gigitan ulat-ulat tanaman sayuran. Tanaman organik memiliki kelebihan, pastinya aman bagi kesehatan tubuh kita. Tanaman organik yang tumbuh disini seperti sawi, strawberry, toge, gubis, dan lain-lain.

Permainan Tepung

Keesokan harinya, yaitu pada hari Senin kami mengagendakan acara outbond dan rekreasi di area air terjun Irenggolo. Acara outbond kami di tangani oleh pihak Irenggolo adventure. Suatu perkumpulan Pemuda karang taruna yang ada di daerah pegunungan Wilis. Permainan-permainan outbondnya membutuhkan tim yang solid untuk bisa bekerja sama.

Permainannya mulai dari : Pertama, menyusun kerangkan dari sedotan minuman. Kedua, suatu permainan dengan cara mata ditutup, kemudian pemainnya merunduk melewati jalan-jalan yang sempit untuk menuju garis finish dengan dipandu oleh anggota dari kelompok yang sama. Ketiga, permainan kelompok yang dituntut kerjasama yang kompak dengan menggunakan tepung. Para pemain terdiri dari beberapa kelompok. Tiap kelompok disediakan dua timba. Timbanya diletakkan di depan dan belakang barisan. Caranya pemain satu tim bekerja sama untuk mengumpulkan tepung terbanyak dalam waktu yang singkat. Sehingga pakaian pemain-pemainnya penuh dengan adonan tepung.

img-20161227-wa0017-58841bad329773681079cdda.jpg

Setelah itu, anak-anak bermain flying fox. Permainan ini membutuhkan keberanian. Karena mereka akan dilepaskan dengan cara meluncur dari garis start menuju garis finish dengan alat pengaman yang dikaitkan pada tali diatasnya.

Di atas flying fox anak-anak bisa melihat jurang dibawahnya yang terjal. Mereka pun ada yang berteriak ketakutan karena pengalaman pertamanya dalam bermain flying fox. Namun mereka merasa puas karena bisa merasakan keseruan bermain flying fox yang memacu adrenalin.

Penembak Cilik

Pada permainan selanjutnya, anak-anak diajari cara menembak dengan senapan angin yang baik dan benar. Sebelum menembak anak-anak harus menuliskan keinginannya diselembar kertas. Kemudian kertas yang sudah berisi cita-cita atau angan-angan itu akan di kaitkan di balon. Setiap peserta memiliki kesempatan tiga kali dalam menembak.

Anak putri yang ada pada gambar diatas masih kelas tiga SD. Namun, memiliki keberanian dan kemampuan yang bagus dalam menembak menggunakan senapan angin. Dia dalam sekali menembak langsung terkena balonnya. Namun tahukah pembaca? apa yang menjadi keinginannya yang ditulis dikertas. Pada kertasnya tertulis, "Saya ingin menjadi pemain bola basket". Anak ini memang lucu sekali dan menjadi peserta termuda. Namanya Oyin.

img-20161226-wa0009-58842b043a7b611d048b456d.jpg

Setelah menembak balon, anak-anak menuju permainan berikutnya yakni replying. Suatu permainan menuruni bukit dengan menggunakan alat pengaman dan tali.

Mr Ari & Anak-anak di Air Terjun

Setelah puas bermain, kami lalu berkunjung ke air terjun Irenggolo. Salah satu objek wisata yang ada di daerah ini. Air terjunnnya turun dengan deras dari atas bukit. Dan berbuih putih ketika menyentuh air sungai.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline