Lihat ke Halaman Asli

Misteri Danau Biru

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika itu kemi sedang pergi liburan, saya dengan kekasih saya beserta teman-teman saya, masing-masing dari kami saling berpasang-pasangan, kami  pergi liburan ke suatu tempat di mana tempat itu sangat indah menurut kami. Tempat itu berupa danau yang airnya berwarna biru sehingga tempat itu bernama Danau Biru. Dahulu ceritanya, siapa saja yang mandi disana maka segala penyakit yang dialami akan sembuh.

Tanpa kami bertanya dan mencari tahu tentang Danau Biru kami langsung memilihnya sebagai tempat tujuan kami berlibur, karena kami mendapat informasi dari teman kami yang sudah kesana bahwa Danau Biru adalah tempat yang sangat bagus.

Perjalanan menuju ke sana tidak lah dekat membutuhkan perjalanan selama empat jam menggunakan kendaraan bermotor, selain itu kami juga memasuki daerah-daerah yang isunya rawan sering terjadinya kecelakaan akibat sesuatu yang sulit di jelaskan oleh logika, oleh karena itu dalam perjalanan kami sangat berhati-hati.

Setelah beberapa jam ketika kami akan sampai kekasih yang bersama saya mengatakan bahwa ia memiliki firasat yang buruk bahkan ia meminta lebih baik kita pulang saja atau kita mencari tempat lain saja, tempatnya pasti serem, lihat saja jalannya kita melewati hutan yang cukup panjang jauh dari perumahan trus nanti kita pulang pasti malem, kalau ada terjadi sesuatu siapa yang akan menolong.

Sambil menyetir motor saya sedikit berfikir tentang apa yang dikatakan oleh kekasih saya, kemudian saya berhenti dan mengajak teman-teman saya berhenti di tengah jalan dan kami semua berkumpul lalu membahas mengenai firasat buruk tadi dan bagaiaman, apakah kami akan terus melanjutkan perjalanan kami, atau kami putar arah dan pulang atau mencari tempat lain.

Namun Andi teman saya mengatakan;

Andi    : Ah itu mungkin firsat Ria aja, wajar kalau peremuan bilang kaya gitu kan ini masih di hutab itu karena dia lagi takut, tanggung ne kita udah mau sampai lo!! Masak kita balik lagi sich gimana broo!!

Roni    :  Ria, udahlah mungkin itu Cuma firasat kamu aja, ntar kalau udah sampai tempatnya bagus kog. Bahkan kamu pasti ga mau pulang karena aku juga udah kesana sama Andi. Selain airnya warna biru bisa nyembuhin penyakit juga airnya juga hangat enak kalau berendam disana.

Voni    : Kalian jangan mikirin enaknya doang, gimana kalau terjadi sesuatu sama kita kamu mau tanggung jawab?

Selvie  : Ya guess sebenarnya aku juga punya perasaan sama dengan Voni, dari awal masuk hutan ini aku udah rasain sesuatu yang buruk, lihat dech guess temapanya serem. Bener kata Voni mending kita cari tempat lain aja yuk.

Andi    : Sayang, sayang kok ikutan-ikutan ngomong gitu, udahlah itu perasaan sayang doang. Aku ke tempat ini udah tiga kali ga terjadi apa-apakan sama aku, sebentar lagi sekitar satu jam lagi kita sampai ne.

Eman   : Broo, boleh tau kamu ke tempat ini kapan..?

Andi    : Hmm, ga terlalu lama sih Man, pas aku liburan SMA.

Voni    : Apa kamu bilang liburan SMA, ga terlalu lama, udah lama banget tuh. Kamu sadar ga sekarang kita udah kuliah semester empat, udah ga signal lagi disini.

Andi:   Oke-oke, aku minta maaf karena baru bilang sekarang, tapi aku jamin dech ga akan terjadi sesuatu kog. Kalau ada terjadi sama motor kalian bawa aja ke bengkel biar akau yang bayar. Lagian temen-temen yang lain ga ngerasain sesuatu yang buruk kasian mereka yang udah nunggu lama tuh. Ayo kita berangakat aja, kita sebentar aja disana udah itu kita langsung pulang lagian tempatnya udah deket.

Meskipun kekasih saya dan Selvie tidak setuju untuk melanjutkan perjalanan kami tetapi mau tidak mau karena menurut kami perjalanan sudah cukup panjang dan satu jam lagi kita akan sampai kemudian menurut informasi mengenai Danau Biru itu yang sangat indah dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit maka kami melanjutkan perjalanan.

Sesampai disana tempat itu memang benar, airnya yang hangat dan bersih membuat kita ingin memandinya tempatnya pun sangat indah namun tidak ada orang lain yang ada di sana kecuali saya dan teman-teman saya. Tanpa ragu-ragu lagi salah satu teman saya langsung lompat dan mandi di tempat itu. Melihat dia mandi disana membuat yang lain ingin mencobnya, “ayo temen-temen lompat mandi, mumpung airnya masih hangat, kita kesinikan mau mandi, kata Andi”

Enam orang dari teman kami sudah berada di Danau asik bercanda ria, namun perasaan Voni terus gelisah dan ingin cepat pulang. Pada saat itu kami berangakat sekitar jam sebelas jadi sampai ditempat itu sekitar jam tiga.

Ketika saya mencari toilet, saya merasa tempat itu memang ada yang tidak wajar. Ketika saya berjalan sendiri saya merasa ketakutan seolah-olah ada yang sedang melihat saya, mengikuti saya membuat badan saya merinding. Setelah saya menemukan toilet dan keluar dari toilet saya melihat teman-teman saya mendi dari kejauhan, secara jelas bahwa saya melihat bahwa teman-teman saya mandi bersama maya dan airnyapun bukan berwarna biru tetapi berwarna hitam.  Saya berlari ke arah mereka untuk memperingatkan mereka.

Setelah saya sampai ke Danau, saya memanggil mereka “teman-teman ayo keluar dari Danau, ada sesuatu di Danau, cepat. Melihat Andi yang berada di tengah danau tenggelam kemudian yang lainnya segera menepi namun tidak berhasil. Satu temen kami berhasil kami tarik tangannya, namun ntah apa itu, kami merasakan saat kami menariknya ada sesuatu yang menariknya dari bawa air. Namun kami berhasil menariknya keatas,tetapi ia tidak selamat.

Karena air itu menyerap tenaga yang memandinya sehingga membuat teman kami menjadi lemas dan tidak bisa bernafas meskipun tidak tenggelam seluruh anggota badan, dan karena ada sesuatu di dalam Danau. Jumlah kami yang tadinya 12 sekarang jumlah kami tinggal enam.

Teman-teman kami yang sudah tenggelam tiba-tiba muncul di tepi Danau, mereka mengatakan “tolong” ketika aku akan menolongnya dan memberikan tanganku kepada mereka agar dapat menarik mereka ke atas Danau, satu dari temanku mencegah itu, “jangan mereka sebenarnya sudah mati, jika kamu memberikan tanganmu keopada mereka maka kamu akan ditariknya ke Danau.

Mereka juga mengerti, kesadaran kami bahwa mereka sudah meninggal membuat mereka naik dari Danau dan akan membunuh kami semua kemudian kami segera berlari jauh dimana kami menyimpan kendaraan kami. Ntah mengapa saat itu malampun terasa lebih cepat.

Ketika kami berlari mereka mengejar kami, dan kami menemukan suatu rumah tua kemudian masuk dan kami bersembunyi disana. Di dalam itu, tiba-tiba nenek-nenek sedang memandang kami. Kami sangat ketakutan dan bahkan kami sudah berharap bahwa kami pasti akan mati juga. Orang tua itu mendekati kami, kami saling berpelukan, nenek itu keluar dari rumahnya dan kami melihat bahwa nenek itu mengusir teman-teman kami yang sudah meninggal dan mengejar kami.

Nenek itu menolong kami, tetapi ia juga memiliki niat jahat kepada kami bahwa ia akan menjadikan kami sebagai tumbal untuk ia menjadi muda kembali dengan meminum darah-darah kami. Kami sadar ketika ia menyuruh kami beristirahat ditempatnya. Saat itu Voni juga selalu merasakan firasat buruk ditempat itu, dan ketika itu juga saya tidak akan meragukan firasat Voni lagi.

Diam-diam saya pergi mengikuti nenek itu dan ia masuk ke kamarnya, kemudian saya mendengar ia tertawa. Karena rumahnya yang terbuat dari kayu atau anyaman bambu jadi sedikit saya bisa mengintip, ternyata ia tertawa sambil mengasah sebuah pisau yang tumpul dan sambil berkata, “dengan darah-darah mereka maka aku akan kembali muda dan ilmuku akan kembali” .

Mendengar itu semua saya langsung memberitahukan semua rencana nenek itu bahwa memang benar kita akan dibunuh, oleh kerena itu diam-diam kami pergi dari rumah itu. Namun mungkin karena nenek itu sudah menyadari bahwa kami akan pergi maka ia pun sudah menunggu kami di luar rumah ketika akan pergi.

Tiga dari teman kami mencari di mana tempat kami menyimpan motor dan menjemput kami dan tiga dari kami melawan nenek-nenek itu. Satu teman kami terluka akibat pisau yang di bawa oleh nenek itu tapi kami berhasil membuat nenek itu meninggal karena kami yang sangat marah dan ketakutan sehingga membuat kami tega untuk memukul kepalanya menggunkan balok sehingga nenek itu terjatuh. Kemudia teman saya yang terkena oleh pisau nenek itu mengambil pisaunya dan menancapkannya di leher nenek itu.

Ketiga teman kami datang dengan selamat, kemudia kami pulang dengan selamat tetapi membawa kabar yang sangat buruk bahwa ke enam teman kami telah meninggal.

Setelah kami pergi dan keluar dari tempat itu dan kami mencari tahu tentag tempat itu ternyata tempat itu sudah tidak dijadikan sebagai wisata karena sesuatu kejadian yang mengerikan telah terjadi di sana.

Konon ceritanya, ada sepasang kekasih yang melakukan hubungan intim di Danau kemudian laki-laki dari sepasang kekasih membunuh pasangannya karena ia takut bila kekasihnya hamil. Sebelum meninggal kekasihnya bersumpah bahwa siapapun yang  mandi atau datang di tempat ini dengan berpasang-pasangan maka ia akan membunuhnya. Dan jika di Dalam danau ada yang selamat maka kami akan di tolong oleh nenek-nenek sehingga kami akan masuk ke rumahnya, kemudian kami akan di bunuh agar kami tidak menceritakan apa yangs sebenarnya terjadi pada Danau Biru, dan nenek yang bersedia membunuh karena ia dijanjikan melalui darah yang dibunuhnya ia akan selalu awet muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline